The Cho’s (Summer Holiday)

Kyuhyun POV

Pagi ini aku terbangun dengan suara bising Arnet yang sibuk berkejar – kejaran dengan Suri.  Anak kedua kami ini memang selalu berisik setelah mandi, dia sibuk berlari dan berjingkrak di sisi kosong kasurku. Biarpun mereka sudah punya kamar masing – masing, tapi mereka selalu berkumpul di kamar kami saat pagi hari. Itu adalah hal wajib.

Arnet berlari maraih ponselku yang ku letakan di nakas dekat tempat tidur. Arnet mengambil sebuah selca dengan ekspresi aneh yang berhasil membuat Suri tertawa di sela kejengkelannya. Aku hanya bisa tertawa melihat kelakuannya.

“mau kemana lagi kau?” Suri akhirnya berhasil menangkap Arnet dan membawanya ke lamari. Berbeda dengan Arnet yang lebih mirip sepertiku sifatnya, Putri pertama kami Bom duduk manis di dekatku dan tertawa melihat kelakuan Omma dan adiknya sibuk berkejar – kejaran.

Ya, aku dan Suri sudah menghadirkan 2 malaikat kecil yang terkadang berubah menjadi anak monster di rumah kami. Cho Bom-Ren (초 봄렌) dan Cho Arnet (초 알네트). Bom lahir di tahun ke-3 pernikahan kami, setelah sebelumnya Ah-ra noona melahirkan putra pertamanya. Sedang Arnet lahir 2 tahun setelahnya, di susul 1 anak lainnya dari Ah-ra noona. Maka cucu dari marga Cho sudah berjumlah 4 orang. 2 orang laki – laki dan 2 orang perempuan.

Bom lahir di musim semi, maka itu Suri atau lebih tepatnya aku yang memaksa Suri untuk menamainya Bom, dan Ren, karna saat dia lahir Ibu Suri yang sedang hobby menanam anggrek putih jenis cattleya dan bunga itu tumbuh dalam satu malam tepat saat malam Bom lahir. Berbeda dengan saat Arnet lahir yang tepat saat daun pertama jatuh di musim gugur, saat induk elang sibuk memindahkan sarangnya ke tempat yang lebih hangat agar anak – anaknya tetap terlindung, dan karna itu Suri memilih Arnet, atau yang dalam bahasa Prancis berarti anak elang, sama seperti Suri.

Ya, aku akui nama anak kami sepertinya sangat tidak lazim. Cho Bom-Ren. Cho artinya kecantikan, Bom artinya Musim semi dan Ren adalah anggrek, kurang lebih jika di artikan ‘Anggrek cantik yang tumbuh di musim semi’. Lain dengan Arnet, namanya cukup aneh dan mudah di ingat. Cho Arnett ‘Anak elang yang tampan’ tapi ya setampan – tampannya anak elang, mereka tetap anak elang bukan?

“Appa…” Bom ikut berbaring di sampingku.

“apa kau sudah mandi?”

Bom menggeleng, yang di takutkan Suri dan aku ternyata benar terjadi, Bom benar – benar menuruni sifat dingin Suri. Terkadang wajahnya bisa sangat dingin, tapi terkadang bisa berbah drastis saat ada yang menarik perhatiannya. Tapi pernahkah kau mendengar Bom bicara? Cara bicaranya adalah satu – satunya hal yang membuat putri kami terlihat cocok dengan umurnya.

“mau Appa mandikan?” apa salahnya? Dia anakku dan baru berumur 6 tahun.

Bom berdiri “merong..” dia kabur menuju kamar mandi.

“aigooo~ Bom itu anak perempuan Cho Kyuhyun” Suri memukul kepalaku dengan jaket yang di bawanya.

“tapi dia masih kecil, apa salahnya?”

“salahnya kau jelek..”

“benarkah?” aku terduduk “pasti kau buta karna mau menikah denganku..” logikanya, gadis berwajah di atas rata – rata dengan kemampuan di atas rata – rata juga tidak akan memilih laki – laki jelek bukan? Aku semakin mengembangkan senyum licikku.

“aku hanya bodoh..” Suri menyipitkan matanya dan kembali ke lemari, menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Lihatlah, wanita  yang kunikahi 9 tahun lalu, secara fisik wanita itu tidak banyak berubah, dia masih suka mengganti warna rambutnya, berjam – jam mengubah tata riasnya sebelum menghadiri pertemuan penting walau pada akhirnya dia memilih makeup simple, mengeksplorasi hobinya berbusana, dan masih selalu saja aku yang lebih dulu bangun.

Alasan kami bangun sepagi ini adalah untuk pergi berlibur. Ya, setelah Super Junior aktiv kembali dengan member yang lengkap, aku bahkan susah untuk melihat anak – anakku di pagi hari, maka kali ini SM berbaik hati memberi kami liburan selama 10 hari.

Dari jauh – jauh hari aku sudah mencari info berlibur musim panas yang menyenangkan. Jeju? Sudah biasa. Prancis? Kami bahkan mempunyai rumah di sana karna terlalu sering berkunjung ke Prancis. Spanyol? Tahun kemarin kami baru saja ke sana. Miami? Sama dengan tujuan berlibur Heechul hyung. Bora – bora? Kami juga membeli sebuah bugalou di atas air, maka sudah di pastikan kami terlalu sering pergi ke Bora – Bora. Hawaii? Sepertinya Eunhyuk hyung pergi kesana juga.

Tapi 3 hari yang lalu, secara tidak sengaja aku menemukan artikel tentang pantai di Guam dan Palau. Sepertinya cukup menarik, maka aku putuskan untuk memperlihatkan itu pada Suri. Aku memang yang mengeluarkan biaya liburan, tapi soal keputusan maka ibu negaralah (baca: Suri) yang berhak memutuskan.

“Palau..” kata Suri singkat setelah membaca artikel yang aku tunjukan.

“kau yakin? Tidak Guam?” Suri hanya mengangguk yakin saat aku bertanya untuk kedua kalinya.

“kau tahu? Guam itu terdapat 2.000 ular dalam setiap radius 2KM!” Suri takut dengan reptil.

Semua sudah di siapkan semenjak malam, maka pagi ini kami hanya perlu berangkat.

“Appa palli.. palli~” Arnet sudah siap di depan mobil menungguku.

Ah, lihatlah Suri, hari ini bahkan dia tampil lebih dari biasanya, gadis yang ku nikahi 9 tahun lalu itu memakai dress panjang bergaris hitam putih, dia mengikat rambutnya dan memoleskan lipstick merah muda ke bibirnya. Dia masih terlihat cantik meski sudah memasuki angka 29 tahun ini.

“ayolah.” Kali ini bukan hanya Arnet yang meminta cepat, Suri sudah memangil.

“changkama..” aku memastikan alarm keamanan hidup dan semua jendela juga pintu tertutup. Aku tidak berpindah kemanapun, masih di tempat yang sama. Rumah kami masih cukup besar untuk di huni 2 orang lagi.

Tidak besar memang, tapi cukup nyaman untuk pertumbuhan keluarga kami, Suri menolak rumah yang besar, apa lagi alasannya selain karna dia sering sendirian di rumah hingga larut malam? Lagi pula tinggal lama di Prancis membuat wanita itu lebih suka dengan rumah – rumah unik dan minimalis.

Rumah dengan 3 lantai, halaman belakang yang cukup untuk pesta berberque, rooftop garden yang menjadi tempat favorite kami, 6 kamar tidur dan bangunan yang berbentuk kubus di beri pelitur putih, rumah yang benar – benar elegant. Simple dan hangat. Dari luar rumah kami memang terlihat kecil, tapi percaya atau tidak, keadaan di dalam cukup luas untuk tumbuh kembang anak – anak dan masa tua kami.

Lantai 1

lantai 2

Istana keluarga Cho berada di Cheongdam-dong, Gangnam. Rumah yang berada tepat menghadap sungai Han dengan taman – taman yang masih hijau di sekeliling kami. Rumah 3 lantai itu sudah ramai dengan teriakan, suara tertawa, menangis, nyanyian selamat tidur juga upacara pagi hari yang sangat bising selalu terdengar dari rumah kami. Tapi semenjak Bom dan Arnet mulai mengetahui apa yang bahaya dan tidak kami mengubah bentuk rumah lagi. Menambahkan kolam renang di depan kamar tidurku. Jadi bentuk dari luarnya tidak sekubus dulu.

kolam renang di lantai 3

Sepanjang jalan Arnet dan Bom sibuk bernyanyi, Arnet dengan nada yang serampangan dan Bom bernyanyi dengan suaranya yang khas anak perempuan berumur 6 tahun. Suri hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat dua anak kami yang masih sibuk bernyanyi. Terutama Arnet yang terkadang sampai berdiri dan menggoyangkan pinggulnya.

“kenapa kau menurunkan sifatmu pada Arnet?” Suri menatapku sinis, jika kepalanya sudah mau pecah maka dia akan menyalahkanku atas kelakuan Arnet.

“lalu kenapa kau memberikan DNA yang kuat pada Bom?”

“aku membencimu Cho Kyuhyun..” Suri memalingkan wajahnya.

“aku juga mencintaimu..” aku tertawa kecil, seberapapun dia mengatakan membenciku tetap saja Suri akan menelphoneku pada malam hari jika aku tidak pulang, hanya untuk mendengar nafasku, memastikan aku masih mengingat jalan pulang.

“Appa… aku bisa menari..” Arnet berdiri dan menggoyangkan pinggulnya mengiringi nyanyian Bom. Pernahkah aku mengatakan bahwa keluargaku adalah hal yang tidak bisa di nilai dengan uang? Hanya bermodalkan suara Bom yang terdengar manis dan goyang pinggul serampangan ala Arnet semua beban pekerjaan selama satu tahun belakangan dengan mudahnya menguap begitu saja.

***

Kami tiba di Incheon airport, Arnet yang tadi tertidur masih belum sadar sepenuhnya, dia menggeret koper kecil miliknya yang berisi beberapa pakaian juga mainannya. Arnet masih berdiri menunggu aku selesai mengeluarkan barang – barang. Sedangkan Bom sibuk menginjak kotak banana milknya.

Bandara ini terlihat sedikit padat, padahal baru jam 9.45 pagi. Padat karna beberapa ELF datang untuk melihat kami. Salah seorang dari mereka terus memanggil nama Suri.

“aku benci berpura – pura tersenyum..” Suri bergumam sebelum akhirnya menoleh dan tersenyum. Moment Suri tersenyum sangat tidak di sia – siakan oleh fans, mereka menjepret moment yang tidak lebih dari 3 detik itu.

Memang ini hanya perjalanan keluarga, tapi tetap saja fans menunggu sepagi ini di bandara. Aku menuntun tangan Arnet memasuki bandara, penerbangan kami pukul 11.00 AM. Sebelum kami berangkat Suri mengecek akun jejaring sosialnya terlebih dahulu.

“Cho lihat ini…” Suri menunjukan sebuh tulisan dari fans yang di kenalnya karna sering berkunjung ke kona beans.

[Fan Account]

Hari ini aku menunggu keluarga Kyuhyun Oppa di Incheon. Sekitar pukul 9.45 pagi mereka sampai, hanya Arnet dan Kyuhyun Oppa saja yang membawa tas, Suri eonni dan Bom hanya membantu menurunkan muatan.

Kyuhyun Oppa terlihat masih mengantuk, begitu juga dengan Arnet, dia tidak memperdulikan fans yang memanggil, Arnet tetap menunggu dengan bosan, aku dengar dia terus memanggil “appa palli..”  kkkk~

Aigo~ aku rasa Bom akan benar – benar cantik jika sudah dewasa, masih kecil saja dia sudah terlihat eksotis. Bom yang saat turun masih memegang kotak banana milk, menghabiskannya lalu menginjak kotak itu sambil berpegangan pada tubuh Kyuhyun Appa.

Dan Suri eonni, ternyata tidak sesombong yang terlihat, beberapa ELF memanggil namanya, dan dia menolek sesaat lalu tersenyum. Ah, pantas saja Kyuhyun Oppa tergila – gila padanya.

semoga liburan mereka menyenangkan, aku ingin foto mereka saat liburan TT.TT

Aku belum sempat berkomentar karna Arnet sudah terlebih dahulu naik ke atas pangkuanku tertawa histeris karna Bom mengejarnya. Arnet terus mencoba menghindari Bom yang ingin memakannya. Ah, pantas saja Eteuk hyung selalu ingin kembali ke rumah secepatnya setelah schedul selesai, beginikah rasanya mempunyai dua anak yang sudah mulai bertanduk?

“aku mau duduk dekat jendela, aku mau duduk dekat jendelaa..” Arnet menunjuk bangku pojok, dengan wajah memelas sambil memegangi ujung kaus ku.

Perjalan kami di mulai dengan celotehan Arnet yang biasa terjadi saat menaiki pesawat. ‘Appa awannya banyak’ ‘Appa apa itu laut?’ ‘Appa, kenapa tidak ada burung yang terbang di samping pesawat’ ‘bisakah aku memakan awan? Itu seperti kembang gula’ ‘Appa, aku ingin bertemu dengan Sungmin Appa’ atau pernyataan paling sederhana ‘Appa, omma cantik’ Arnet akan tertawa sambil memegangi hidungnya jika melihat ommanya membelalakan mata, atau mulai berbicara panjang.

Dan itu salah satu alasan Arnet selalu menganggu Suri, dia senang melihat Ommanya berbicara panjang dan mengeluarkan ekspresi lucu.

“Arnet-ah, kau bisa duduk manis?  Nanti Omma akan berubah menjadi monster jika kau terus berdiri..” aku sedikit berbisik.

“hihi, kalau begitu aku ingin melihat Omma seperti itu..” Arnet semakin menjadi – jadi, dia terus menoleh ke bangku Suri tepat di belakang kami.

Dua perempuanku di belakang masih sibuk bercerita, terkadang Bom tertawa terbahak mendengar cerita Suri, hanya cerita biasa, cerita saat dirinya masih kecil. Ah, terlihat seperti keluarga normal lainnya bukan?

Ini lebih baik di banding liburan pertama kami setelah mempunyai Bom, dia masih satu tahun beberapa bulan saat itu, kami memutuskan untuk mengunjungi Paris, dia ingin membeli baju yang menurutnya sangat lucu untuk anak perempuan. Tapi pada akhirnya, dia justru harus berbaring di rumah kami yang baru saja selesai di Paris. Rupanya saat itu kami belum menyadari Suri hamil. Dia berbaring seharian setelah sampai di Paris.

“Cho ambilkan aku air..” dia bahkan tidak bisa melihat matahari, jika ada cahaya yang masuk ke kamar Suri selalu merasa kepalanya pusing setengah mati. Baru di hari ketiga Suri, aku dan Bom keluar untuk menyusuri outlet dengan brand kenamaan. Itupun setelah matahari terbenam kami baru bisa keluar.

Lama aku dan Suri mengelilingi outlet – outlet dan lihatlah, trolli kami sudah penuh dengan baju – baju untuk Bom. Langkah Suri kembali terhenti begitu melihat outlet kacamata, brand yang di miliki istri dari Beckham, Victoria Beckham. Dia memilih kacamata yang di pajang, mulai dari yang modern hingga kacamata dengan gaya klasik. Ini seperti menjejaki masa muda Suri sebelum kembali ke Korea, mungkin dia menghabiskan waktunya untuk berbelanja. Tidak heran semua baju yang Suri punya selalu terlihat elegant dan simple.

“Bomie, coba ini..” Suri menyematkan kacamata yang terlalu besar. pada Bom “ahaha, lihatlah, dia tidak suka..” reaksi Bom datar saja. Aku sempat mengabadikannya di ponsel.

Dan keesokan paginya kami harus kembali ke Korea, kami menikmati sarapan di sebuah hotel yang mewah. Suri mengikat rambut Bom dengan kepang dua, astaga. Dia benar – benar jauh berubah. Dan aku rasa dia benar – benar mengurangi cintanya padaku dan mengalihkan semuanya pada Bom. Suri memangku Bom yang baru bisa menggunakan alat makan.

Perjalanan memakan waktu 4 jam 30 menit ke Palau tanpa transit terlebih dahulu ke Guam, dan pesawat kami baru saja mendarat di pulau indah itu. Bom dan Arnet berjingkrak begitu mendengar debur ombak di pesawat.

Aku menyewa sebuha resort besar di pinggir pantai dan sudah di lengkapi dengan mobil sewaan selama 7 hari dan juga sepeda untuk mengelilingi Koror. Tanpa di lengkapi supir, hanya ada pembantu yang akan menyediakan makan pagi, siang dan malam saja. Selebihnya mereka tidak tinggal di resort bersama kami.

“noona, aku akan menguburmu dengan pasir..” teriak Arnet saat melihat hamparan pasir di sepanjang perjalanan menuju resort yang ku sewa selama 7 hari kedepan.

Suri membelalakan matanya, “kau masih kecil tapi sudah ingin mengubur noonamu? Appa Chorom!” Suri berdecak, dan Arnet juga Bom hanya tertawa.

“Arnet-ah, kau harus belajar berenang, nanti noona ajarkan..” mereka masih asik berbincang di kursi belakang.

“ah~ shireo..” Arnet menggeleng dan menyilangkan tangannya di depan dada, sisi Arnet yang mirip Suri, tidak bisa berenang. Mereka hanya suka bermain air tapi tidak bisa berenang.

“Omma chorom…” sahutku dari balik kemudi.

“YAA!” Suri hanya memukul lenganku tanda tidak setuju. Perjalanan dari bandara Internasional di Airai ke resort kami di Koror memakan waktu 30 menit. Dan celotehan dari Arnet menguap sudah, mereka kelelahan. Suri hanya tersenyum memandangi Arnet, sedang Bom masih terlihat bersemangat melihat laut di sepanjang jalan.

“ah.. mereka tampan dan dan cantik, seperti ibunya..” Suri mulai meniru senyumku.

“mereka mengikuti Appa-nya, tampan saat jadi laki – laki, dan di dandani dengan makeup wanita aku terlihat sangat feminime..” aku membalas senyum liciknya dengan senyum licikku lainnya.

Kami sampai di resort sekitar pukul 6.30 tepat saat matahari mulai tenggelam. Arnet dan juga Bom sudah terlelap di bangku belakang, aku ingin membangunkan mereka, tapi Suri menahannya. Maka Suri menggendong Arnet yang jauh lebih ringan dan aku menggendong Bom. Barang – barang kami di bawa masuk oleh penjaga resort.

Jadi sore ini adalah milik kami berdua karna anak – anak tertidur. Dan malam ini aku memutuskan untuk makan di luar. Sambil menunggu anak – anak bangun, aku dan Suri menikmati matahari terbenam di dekat kolam renang yang berada tepat di pinggir pantai.

Suri membiarkan sebagian kakinya terendam di dalam kolam, sementara dirinya asik menikmati pemandangan dan udara Palau.

“apa yang kau pikirkan?” aku duduk di sampingnya dan memberikan segelas jus nanas. Suri menoleh sesaat.

“aku rindu Bora – Bora..”

“kau rindu Bora – Bora atau kenangan  saat pertama kali ke Bora – Bora?” Suri mengigit bibir bawahnya. Dia tahu apa yang aku maksudkan.  Perayaan ulang tahunnya, saat pertama kalinya aku bebas menggengam tangan Suri erat – erat tanpa satu penyamaranpun. Menyenangkan menurutku.

Aku tahu wajahnya memerah, dia masih sama, selalu merasa ada yang salah ketika mengingat liburan pertama kami. Jika aku tidak di dekatnya maka hal yang akan di lakukan Suri adalah berbalik dan memegangi kedua pipinya yang memanas, selalu seperti itu dan aku menyukai pemandangan itu.

Suri menyenderkan kepalanya ke bahuku. “seandainya kau lebih banyak libur..”

“apa anak – anak terlalu berisik?” ya, tidak bisa di pungkiri, anak – anak selalu punya energi lebih banyak di banding orang dewasa. Terutama Arnet, anak itu terlalu banyak berlari dan berteriak, penuh dengan imaginasi gila yang di turunkan Suri, dan cara mengekspresikannya persis seperti aku.

Suri hanya mengangguk.

“maafkan aku..”

“kau tahu Cho, jika kau bicara seperti tadi, kau mirip Appa-ku, kau terlihat seperti bapak – bapak..” Suri terkekeh kecil, dia tidak sedingin dulu. Apalagi jika di hadapan Bom dan Arnet, dia berubah menjadi sosok perempuan lembut yang selalu menjawab pertanyaan mereka dengan penuh semangat dan senyum itu selalu mengembang. Tapi jika sudah marah, hanya ada Arnet yang berhasil membujuknya.

“maaf kalau begitu menghancurkan imajinasimu kalau aku masih muda, kenyataannya aku sudah punya 2 anak..” aku menyesap jusku.

Pernah satu waktu Suri kesal karna baru saja kembali dari kantornya, membiarkan anak – anak kami di jaga Yoojin, dia yang meminta bukan Suri ataupun aku. Dan baru tiga langkah dia memasuki rumah, semua barang – barang mulai dari mainan hingga buku yang tersusun rapih di rak – rak berceceran di lantai, nyaris tidak ada tempat untuk menjejakan kaki. Saat itu aku berada di belakangnya, aku sengaja mengajaknya pulang lebih awal.

Suri memunguti semua buku – bukunya dan aku malas memunguti maka aku hanya menggeser mainan Arnet juga Bom dari jalanku, Suri yang mengetahui itu menatapku garang. “nanti kita bereskan belakangan..” matanya melembut, dia menunpuk semua buku di meja kecil di lorong rumah kami.

“GOD!” pekiknya begitu melihat hal lebih parah terjadi di lantai satu kami. “apa aku melewatkan gempa siang ini? Atau ada pencuri yang mencari barang di rumahku?!” Suri memegangi kepalanya, ruang tengah bahkan lebih berantakan dari lorong rumah.

“ah, Suri-ah, aku bisa jelaskan. Ini Arnet yang melakukannya, mereka bekerja sama dengan Bom, sungguh aku baru berniat membereskannya..” pada kenyataanya pembelaan Yoojin sama sekali tidak berguna karna yang di lihat Suri, Yoojin sedang asik membaca katalog bulanan Suri sedang anak – anaknya duduk dengan tenang memegangi mainan masing – masing.

“terimakasih telah menjaga anakku, aku akan membantumu bulan depan eonni, aku lelah dan silahkan kembali ke rumahmu sebelum Changmin Oppa pulang dan mengomeliku karna memaksa istrinya menjaga anakku..” Suri beranjak dari ruang tengah dan naik ke lantai dua, langkahnya terdengar jelas, dia kesal.

Aku hanya bisa mengangguk pada Yoojin, meyakinkan bahwa Suri akan baik dalam waktu 48 jam. Aku berbisik pada Bom dan Arnet, untuk menyuruh keduanya mandi.

Arnet baru saja bisa berbicara lancar tidak masuk ke kamar mandi, dan Bom sibuk memanggil Arnet “Arnet-ah, iroah… Arnet-ah..” Bom berbisik tapi langkah putri kami terhenti begitu Arnet benar – benar masuk ke kamar Suri. Bom tidak berani menganggu mamanya yang masih bertanduk.

“Bomie mandi lebih dulu, Arnet biar mandi dengan Appa..” Aku membujuk Bom, tapi dia tidak mau, dia justru merentangkan tangannya, meminta untuk di angkat. Aku dan Bom yang berada dalam gendonganku sibuk mendengarkan apa yang di lakukan Arnet.

“Omma..” Suri masih tidak bergeming, dia membaringkan tubuhnya di kasur “hari ini aku bersenang – senang dengan Yoojin Omma, seharusnya Omma melihat saat aku membuang mainanku, wajah Yoojin Omma terlihat lucu, dia membentuk mulutnya seperti ini..” Arnet membulatkan bibirnya “lalu dia terduduk bilang ‘aku akan di bunuh ibumu’”  Arnet tertawa dan berguling di depan Suri.

“jadi kau yang membuang mainanmu agar Omma marah?” Arnet mengangguk.

“Omma cantik jika marah”  maka saat itu juga, kemarahan Suri menguap. Percaya atau tidak, kata – kata itu hanya berlaku jika Arnet atau Bom yang mengucapakannya, tapi jika aku yang mengucapkannya dia akan membalas ‘busuk sekali kau’ sialan betul memang.

“Omma..” Arnet keluar dari kamarnya dan terus mengusap matanya, dia duduk di pangkuan Suri, bersender di sana dengan hangatnya. Arnet masih sibuk mengusap mata, dia semakin mengeratkan pelukannya pada Suri, ini biasa terjadi. Sebagai anak terakhir Arnet selalu mendapat perhatian lebih dariku maupun Suri, egonya masih sangat besar, setiap kali dia rasa dirinya kurang di perhatikan, Arnet pasti akan terduduk dengan wajah masam, menyilangkan tangannya. Beruntung Bom tidak mempermasalahkan keegoisan Arnet, dia justru menyanyangi Arnet. Mungkin hubungan mereka kelak seperti aku dan noona.

“Appa..” Bom datang dan memelukku dari belakang. Kemudian aku mencari posisi untuk duduk di atas pangkuanku. Bom masih sibuk memandangi Arnet yang hampir menangis, sesekali dia mengalihkan pandangannya pada kolam di hadapan kami.

“hey, biasa saja bibirnya..” aku menyentuh bibir Bom yang di kerucutkan, dia selalu saja mengerucutkan bibirnya ketika bangun tidur. Matanya milik Suri, hidungnya lebih mirip aku, garis wajahnya yang dingin benar – benar fotocopy garis wajah Suri, satu – satunya yang membuat dia tidak mirip dengan aku maupun Suri adalah bibirnya. Bibirnya kecil dan bervolume, mungkin itu mengambil bibir keluarga Lee yang kecil di padukan dengan bibir keluarga Cho yang penuh.

“Appa, aku lapar..” Bom mendongakan wajahnya, dia masih mengantuk tapi sepertinya perutnya yang lapar lebih bisa berbicara banyak.

“kalau begitu kita siap – siap” Aku membantu Bom berdiri dan mengambil alih Arnet yang masih malas berjalan. Mandi dan berganti baju. Karna udara malam yang kurang bagus untuk anak – anak, Suri memakaikan jaket pada Bom juga pada Arnet. Sedangkan dia hanya memakai kaos abu – abu dengan jeans. Begitupun aku.

Malam ini kami memutuskan untuk makan makanan khas dari Palau, entah apa namanya, terlalu berbelit – belit, yang pasti kebanyakan hidangan laut yang di bakar lalu di sajikan dengan bumbu – bumbu yang di padukan dengan buah tropis. Minumnya tentu saja air kelapa langsung dari buahnya.

Kami makan di sebuah restoran keluarga di pinggir pantai, di temani cahaya lilin dan guncangan dari ombak laut. Seandainya aku pergi dengan keluargaku yang lain pasti Bom dan Arnet aku titipkan ke mereka, tempat ini benar – benar mengundangku untuk mengatakan bahwa aku laki – laki paling beruntung dan tidak beruntung di dunia ini. Beruntung karna dialah yang menjadi ibu dari anak – anakku, dan tidak beruntung karna Suri bahkan tidak pernah membiarkanku memikirkan wanita lain selain dirinya.

“noona, aku tidak bisa membukanya…” Arnet akhirnya mulai berkeluh karna cangkang kepiting di atas piringnya masih belum mau terbuka. “aku tidak mau..” Arnet menyingkirkan piringnya saat itu juga.

“gwenchana, igoo.. begini caranya Arnet-ah..” Bom membukanya dan dengan senang hati mengambil daging kepiting dan memisahkannya pada piring yang lebih kecil untuk Arnet. “kau bisa mencampurnya dengan saus yang ini.” Bom menyodorkan saus seafood di hadapannya ke Arnet. “masa begitu saja tidak bisa?” Bom kembali pada piringnya dan mulai mengambil kerang.

“gomawo..” masih dengan wajahnya yang sedikit kesal karna persoalan kepiting, Arnet mulai menusuk daging kepiting dengan garpunya. Sedikit demi sedikit Arnet kembali tersenyum.

Sebelum kembali ke resort aku melihat pasar malam di sekitar jalan utama. “ada yang mau turun?”

“aku.. aku..” Arnet berdiri.

“na do..” Bom kali ini ikut bersemangat. Maka aku menepikan mobil dan mulai menyusuri jalan, melihat stand – stand yang menjual pernak – pernik khas Palau. Bom berpegangan erat dengan tangan Suri, sedang aku menggendong Arnet di pundak. Kami terlihat sangat berbeda di antara turis eropa, mungkin hanya kami malam ini yang berasal dari asia.

“Appa, ige joha..” Arnet menunjuk sebuah topi jerami. “belikan aku satu, dan Bom noona satu.”

***

“kajaaaaa!!!!” Arnet sedikit berteriak, dia terlalu menyukai pasir dan laut.

Percaya atau tidak, aku lahir di bulan February, saat musim dingin akan berakhir, Bom lahir di bulan April saat sakura mulai menghiasi jalan – jalan utama di Seoul, Suri lahir pada bulan Mei saat semangat musim panas tumbuh dan Arnet lahir di bulan Oktober saat daun – daun mulai meranggas. Semua musim ada dalam keluarga kami. Kebetulan sekali bukan?

Aku dan Suri duduk di bibir pantai mengawasi Arnet dan Bom yang masih sibuk bermain mengumpulkan kerang.

“ternyata mereka sudah besar..” Suri bergumam, hari ini dia memakai kaus putih selutut dengan hotpans, dia memakai kacamata hitam sama sepertiku.

“ya, mereka sudah besar..” aku mengeluarkan ponselku, membuka file – file yang sengaja ku simpan rapih. “ingat saat Bom lahir?” Suri menoleh “aku seperti habis di serang singa betina..” Suri terkekeh.

Ya, saat itu aku mendampinginya, berkali – kali wanita itu mengerang dan menggapai apapun dari anatomi tubuhku. Dia mencakarnya, walhasil setelah Bom lahir, saat tangisan pertamanya terdengar, tanganku penuh dengan cakaran dan rambutku berantakan di tariknya. Aku ingat betul bagaimana ekspresi terkejut Suri saat melihat Bom.

“astaga, apa aku sedang berkaca?” Suri mencontohkannya dengan baik dan kembali tertawa mengenang kejadian hampir 6 tahun lalu. Bom kecil memang sangat mirip dengan Suri. Bahkan menurut Lee Omuni tangisan merekapun tidak ada bedanya.

Suri sering sekali memotret Bom, dia memasukannya ke dalam akun jejaring social pribadinya, memakaikan Bom baju yang menambah kesan manis pada wajah Bom. Suri selalu memakaikan aksesoris berbentuk pita. Katanya “aku ingin Bom tumbuh sebagai gadis cantik, tidak sepertiku dulu yang selalu kau ajak bermain game!”

Sewaktu Bom masih berumur sekitar 1 tahun dan tidur di ranjang yang sama dengan ku dan Suri, aku sering berlama – lama menghabiskan waktu hanya untuk menatap wajah Bom dan Suri bergantian, sesekali menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pandanganku.

Bom semenjak kecil sudah akrab dengan dunia modeling, setiap kali Suri ke kantornya, Bom akan selalu ikut, Suri menaruhnya di ruangan, kemanapun Suri pergi pasti Bom berada dalam gendongannya atau sedang menggandeng erat – erat tangan Suri. Akan selalu ada wanita muda yang meminta untuk berfoto bersama Bom.

Bahkan sampai saat dia membuka cabang untuk baju anak – anak, Bom-lah yang menjadi model pertamanya. Aku selalu habis kata – kata saat berdebat dengan Suri. Awalnya aku melarang Bom ikut ke dunia modeling. Alasan yang menjijikan aku pikir.

“apa – apaan? Tidak ada yang boleh menikmati wajah anakku dengan mudah, tidak, aku tidak memberi izin!” Suri mencontohkan perkataanku saat itu dengan bibir yang di lebih – lebihkan.

“hey, aku tidak seperti itu..”

“ya, kau seperti itu dengan kening berkerut dan bibir yang rasanya ingin aku jepit dengan gunting rumput.. menyebalkan!”

“bukankah kau lebih suka bibir yang menyebalkan, eo?” aku menyenggol tubuh Suri geli.

“mesum!”

“Omma!!!!” Bom memasang wajahnya yang memelas. Bajunya basah karna ulah Arnet. Sedangkan si pelaku masih sibuk tertawa dengan segenggam pasir di tangannya.

“YA! Neo jinjja!” aku bangkit dari tempat dudukku dan berlari menyambangi Arnet. Sedangkan Arnet yang tadinya tertawa langsung berlari menjauh dengan teriakan histerisnya.

“Omma!!! Monster!!!!!” Arnet tertangkap dan ternyata aku tertipu dengan ulah bocah ini. Dia sengaja berlari pelan agar tertangkap, dan segenggam pasir yang tadi ada di genggamannya melayang begitu saja ke wajahku dalam hitungan detik.

Aku mendengus kesal menyadari bocah ini lebih cerdik dari pikiranku sebelumnya. Arnet masih tertawa terpingkal – pingkal, begitu juga dengan Bom dan Suri.

***

“Appa, mau makan ini?” Bom menyodorkan sepiring sayuran ke hadapanku. Oh sungguh, baunya sangat tidak enak.

“Bom saja yang makan..” aku mengambil piring yang Bom pegang dan alih – alih untuk menyuapinya justru tanganku yang sudah memegang sendok di penuhi sayuran + nasi dan danging di belokan begitu saja oleh Bom ke arah mulutku.

“Bomie, Appa tidak makan ini..” Bom masih tidak bicara, wajahnya datar dan tangannya terus menyodorkan “Bomie..”

“aaa…” Bom memperagakan untuk membuka mulutnya, berusaha mencontohkan padaku bagaimana membuka mulut mungkin?

“Bo.. Bomie.. Bom-Ren.. Cho Bom-Ren Appa bersungguh – sungguh” baiklan, aku menyerah dan melahap satu sendok makanan empat sehat lima sempurna yang sedikit menyeramkan.

“Mashita?” Bom mengangguk – angguk dengan senyuman terulas di bibirnya, dia merebut sendok yang masih ku peganggi dan menyuap sendiri makanannya. Suri dan Arnet? Suri tertawa tanpa suara, kemenangan telak aku melawan anak kecil. Dan Arnet, wajahnya jijik. Dia sangat tidak suka sayur.

***

Malam ini aku duduk di bangku gazebo dekat kamar kami. Anak – anak sudah tidur dan ini waktunya orangtua yang bicara. Suri tertidur malas di pangkuanku, memandang laut di hadapannya.

“kau ingat saat Arnet lahir?” tanya Suri sambil mendongak, melihat wajahku.

“em?” aku berfikir sejenak. “apa maksudmu wajah Arnet?” Suri mengangguk. “ya aku ingat..” aku kembali tertawa.

Arnet, saat kehamilan menginjak bulan ke empat, hasil USG menyatakan Arnet adalah anak perempuan. Tapi bulan berikutnya ternyata berubah menjadi laki – laki dan itu fix hingga bulan ke delapan. Tapi aku dan Suri lagi – lagi terdiam saat melihat wajah Arnet. Dia terlihat seperti bayi perempuan. Bahkan hingga usianya satu tahun banyak yang mengira Arnet adalah perempuan.

Arnet lahir saat sore menjemput, aku yang ribut ingin anak laki – laki tapi aku juga yang datang terlambat saat Suri melahirkan. Saat itu aku dan artis SM masih menjalani tour di China. Aku di hubungi oleh Appa sekitar pukul 3 siang dan kembali saat itu juga, perhitungan dokter, Suri baru akan melahirkan 2 minggu lagi jadi aku baru berniat mengosongkan jadwalku 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal perkiraan dokter. Tapi ternyata dokter kami tidak sehebat Tuhan.

Aku pontang – panting kembali ke Seoul. Dan sesampainya di rumah sakit Suri sudah di pembukaan terakhir, memang tidak terlalu terlambat tapi tetap saja aku terlambat. Meski bukan kelahiran pertama tapi Suri masih terlihat kesakitan.

“bagian mana yang paling sakit?” aku terduduk di pinggir ranjang mengusap dahinya yang masih di penuhi keringat. Suri tidak berusaha terseyum.

“kau bodoh! Kenapa terlambat?!” Suri memukulku dengan sisa tenaganya.

“maaf”

“sudahlah, yang penting kau sudah melihat jagoanmu bukan?” baru kali ini dia tersenyum sedikit memaksa. “bagaimana? Dia cantik bukan?”

“ya, anak elang yang cantik”

“kau ingat? Arnet itu eksplorasinya mengerikan..” Suri bertanya dengan bersemangat, Arnet mungkin baru 2 tahun saat itu. Dia anak yang sulit di atur. Trouble maker tapi penakut.

Dulu, aku membuat ruang kerja Suri sejajar dengan kasur kami di kamar, dan karna Arnet sering bermain di sana pagi hari kami merasa pagi itu biasa saja. Arnet terduduk di bawah meja kerja Suri dengan setumpuk kertas origami dan entah dari mana dia mendapat gunting. Aku dan Suri sama sekali tidak menyadarinya. Hingga kami semua sadar saat Bom berteriak.

kamar utama setelah kejadian Arnett

“Omma!! Tangan Arnet terguntingg!!” aku mencontohkan cara bicara Bom yang terdengar sangat imut.

Reaksiku atau Suri buru – buru mengangkat Arnet ke bak cuci muka, anak itu awalnya tidak menangis tapi saat Suri bertanya “gwenchana?” dia baru menangis hingga wajahnya memerah.

“intinya jangan tanyakan Arnet apa dia baik – baik saja, pasti dia menangis dan baru menyadari dirinya tidak baik – baik saja” Suri tertawa mendengar ucapanku. Tapi ini memang kenyataan.

Arnet juga sering menjadi iklan untuk sekolah musik ibuku. Bahkan sekarang Bom juga ikut berparisipasi menjadi model baju seragam sekolah dari yayasan Ayah.

“apa mereka terlihat wajar dengan segala kelakuan mereka?” Suri terdengar khawatir.

“apa memangnya yang mengkhawatirkan? Kalaupun kelakuan mereka tidak seperti anak kebanyakan, mereka beruntung karna di lahirkan dengan banyak kasih sayang..”

“ha? Apa kau sakit?” Suri terduduk dan menempelkan telapak tangannya di dahiku. “apa yang kau katakan barusan? Terdengar seperti …”

“ya, ya, ya, aku sakit, sakit karna tidak bisa menyentuhmu seleluasa dulu..” aku mengecup pipinya dan menjalar ke bibirnya. Maaf, kali ini aku tidak bisa mengontrolnya lagi dengan benar.

“haruskah?” Suri bertanya ragu, takut – takut membangunkan Bom dan Arnet yang kamarnya bersebelahan dengan kami.

“sepertinya, sebelum anak – anak bangun..”

***

aku tahu aku tahuuuuu~ ini sedikit terobsesi dan lain – lainnya, tapi gmna dong? lama – lama liatin fotonya Aleyna sama Leo bikin gemes hahahaha. RCL dongsss~ yayayaya. kapan lagi aku minta RCL sama kalian – kalian? hehehe

sebenernya juga gada gambaran mau di gimanain sifat anak – anaknya, liat di Hello Baby sama Real Kids Story, Rainbow aja lah hahaha

Photo Source : surissi

105 thoughts on “The Cho’s (Summer Holiday)

  1. anyyeong reader baru here 😀

    huwaaaa ini ff daebak bgt.
    banyak foto2 si unyu aleyna sama leo pula 🙂
    ceritannya seru lagi , ayoo dong author bikinin sequel.hhe

  2. hahaha,
    membuka blog ini akibat promosi besar2an yang dilakukan oleh dirimu d wordpress tetangga

    sumpah baca ini kocak bgt, ngebayangin kyu~ beberapa tahun lg menggendong aegi’a
    haha

    tp sempet bingung ci, coz d sni gga dijabarin waktu2’a pas flash back. jd kadang suka tw2 brubah waktu’a trs jd bingung dan harus ngulang bca’a
    heeeemm

    gwaenchana
    d tunggu another story’a
    jjang

  3. so sweet lht khpan prnkhan mrka yg manis dan ank2 yg lcu.tmbh lengkap aja kbhagiaany..critany bgs chingu so sweet feelny dpt bgt

  4. wah wah wah,,,di sini Kyuhyun oppa artis SM yah???
    Ni ank pertamanya cantik sekali…. Bener naget, kecil begini uadah eksotis, gmn besarnya???ckckckck, cocok jd putri Kyuhyun oppa yang tampan hehehehe
    Asiknya liburan…. Ni keluarganya Kyu oppa sdh diterima fans ya???? senengnya…. Eh, apa ini ada FF sebelumnya yg nymbung ke cerita FF ni???

  5. wah.. aku sukaa bgt.. omona..
    keluarga yang aneh tp menyenangkan..
    aku suka..

    onnie kpn” lanjutin cho family ama death vanilla donk..
    aku barusan ngenbut baca death vanilla dan belon komen disana..
    jdi komennya merangkap disini gpp ya? hihi.. ^^v

    death vanilla, aku suka karakter suri yang unik.. dan hubungannya dgn kyu yg aneh tp pny kromantisan yang menarik.. aku ngiller liat rumahnya.. wow skali..

    cho family.. aku suka konsep crita keluarganya..
    bikin donk wkt kehamilan suri..
    gmn dy tau pas hamil, gmn hidupnya suri pas hamil.. gmn cho kyuhyun yang evil itu bersiap” jd ayah..
    hihi

    maaf ya onnie, readermu stu ini maruk.. haha

    1. aku mau jawab yg mana dulu ini? haha
      cho family isinya cuma liburan2 doang, abis omma-appanya demen bgt pelesir. haha
      hamil? *mikirin suri yang judes setengah mati jadi manja* nanti ya kalo udah kebayang haha

  6. huahahahahaha…. DAEBAK TAU THOR… genre ff yang palingggg aku suka… suami istri trus punya anak… MATAP…
    arnet nakal tapi ngegenesinn.. bommmmm cuteeee.. ohh jinja.. ceritanya tersampaikan.. feelnya dapet bgt….
    SQUEL !!!!
    FIGHTING !!!!
    DAEBAKKK !!!!!

  7. satu lagi.. itu foto foto keluarganya… huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa DAEBAK..
    apalagi yg d bndara itu aku senyum2 liat muka bosen arnet… kkkkkkk daebbakkk…

  8. Wah..Reader baru,,nita imnida,20yo.
    Bru bca ini..Kyaknya seru..Ih arnet+bom..Wow bgt..Mau bca yg lain dulu..

  9. ya ampun!!!!
    Bom cntik bgt ya???
    Arnet jga gantg,
    ya iyalah bapak sama ibunya aja ganteng dan cantik…
    ahoy~~~~
    kekeke

  10. Huaaah..aq bru pertama kali ini berkunjung
    ceritanya baguus bgt!!!keluarga yg harmonis..aq smpe meneteskan air mata chingu…huhu..bkinin sequelnya donk

  11. Keluarga yg bahagia,, mau dong jadi anaknya, jadi nyonya besar juga boleh *di mutilasi suri* poor me~

  12. keluarga bahagia bgt
    tp aku kan newbie mau nanya ini lanjutan ff apa ya?
    tp ceritanya bagus bgt kok
    kyu apa yg sayang anak bgt
    dan disini seneng bgt dengan keluarga mereka yg harmonis

  13. *ngebayangin gimana jd.a ntar member sj kl bneran udah berkeluarga*
    huaaaaa enyuukk, mana anak kita???? *plak
    HAHA

    sweet banget eon. Kek.a liburan.a seru. Pengen >_< haha

  14. eonni annyeong,, im new reader here.. lol
    aku bacanya itu cuma bisa senyum” sendiri..
    astaga anak nya Kyu unik semua, apa lagi yg siapa tu.. arnette?
    kelakuan setannya mirip Kyu ==v
    overall daebak la eon,,
    keep writing yaa ^^

  15. Huaaaaa bom arnet very yeopo (?)
    cuman aku ga ngerti itu kyu nge-flashback apa gimana? Aku ga ngerti
    tp keren dah

  16. Ah TOP bgt!!!
    Daebaaaaaakkkkk
    Romantiiiisssssssssssss
    dan efek family nya tuh dpt bgt!!!
    Bener2 keluarga yg indah dan bahagia
    lucunya waktu suri memberikan senyumannya hanya sekedar menyapa Elf. Hahaha itu lucu krn seperti tdk iklas #actually it’s true hahaha emang gk iklas
    daebak bgt!
    Gumawo

  17. Kereennn banget. Sumpah dari sekian ff paling suka ttg kyuri family ^^ tapi eon sekali” buat moment kyurinya lebih banyak ya hihi.. Anak” mereka lucu” banget :3 uuuu apa lagi bom rennya 😀 ahhhhh senengnya 😀

  18. kaget dengan kata itu hanya rumah kecil. pas ngeliat pict rumahnya kecil darimana hahahah 3 lantai kekekek

  19. annyeong, readers baru dsni… lam kenal kbtulan bngt kita 92line he he he
    oneshootnya lucu, dsini kyu oppa jd bapak yg pngertian bngt q mpe gak bsa byangin jdnya kyk pa org yg evil bsa jd k bapakan geto

  20. Oh so sweet sekali :’3
    happy family,
    Kyuhyun ternyata kayanya overload bingiiits yaa, duuh pengen deh jadi bomiie kekek *saya tdk pandai berkomentar heheh waks :p

  21. for the sake of writing anything truly amazing. I highly recommend to read the writing on the blog kyuri invasion kekeke ^^

  22. suka banget chinguuuu, apalagi ada sisipan foto yang bikin nambah keren bikin semangat bacanya. dan aku suka banget sama foto mereka sekeluarga waktu di bandara itu bener2 lucu banget. ceritanya juga baguuus 😀 daebak

  23. fufufu…oh bahagianya keluarga kecil cho…..
    jdi suri pasti pusing mnghadapi sifat dan ulah arner….itu anak ndak bsa diem ya??? beda bgt sama bom.

  24. wah ini sangat seru dan bagus,feelnya dapet bgt..apalagi ada 2 namja paling menggemaskan menurutku babykyu dan baby leo..mereka sangat klop ❤

  25. kluarga bahagia n kluarga idaman ,,
    anak2’a luchu luchu ..
    suri kalo marah cuma arnet n bom ajh yg bisa mngendalikan amarah’a kereeeen .

  26. bom beneran deh cantik banget, ambil cast dari mana si ka, ko bisa secantik itu. Kurasa sekarang aku juga ikutan ngefans sama si bomie ckckck
    yg cewek aja lihatnya udah kayak gini apalagi yg cowo.
    suka banget sama cerita yg ini kaka, happy family ^0^
    kecup manis buat kakanya, loveyou 🙂

  27. Whoooaaahhhh kereeeeeeennnn huhuhuuuuuuuu mau juga punya anak sprti Cho Bom Ren dan Cho Arnet…………lucu2…….

  28. Ceritanya bagus!!!
    Kadang ada flashback, tapi masih sedikit bingung bagian yang udah balik ke masa sekarangnya.
    Overall ceritanya bagus! Apalagi ditambahin gambar, jadi ada bayangan.
    Editannya 짱 !!!! Hahahaha
    Ayo bikin cerita lagi 🙂

  29. Kyaaa >< ff ini lucu sweet romance gimana gitu (?) Berasa kehangatannya (?) Bagus thor! Foto-fotonya juga sangat mendukung kkk x3 daebak!^^

  30. aduh eonni. aku sudah membayangkan jika kyu punya keluarga. anaknya pasti ganteng sama cantik 😀

  31. Aish . . . Aku cinta bgt sama keluarga ini . . . Tapi . . . Stlah bc. . . Aku jg ngbyangin gmana ya rasanya kalo melahirkan. . . Pasti . . . Sakit bgt. . . *nglantur. . . Pokoknya love you author. . .

  32. Huwooo Chukkae Suri and Kyu akhr nya pnya dua anak yg luar biasa ajaib? haha
    Pngn bca cerita tntang kluarga ini lagi..

  33. gue ngiler ngeliat rumah rumah bagus disini :v astaga..masih rada bingung sama akhirnya, itu mereka ngapain ga ngerti..aku jg suka pake bgt nntn real kids story rainbow..walau setiap aku nyari di yutup ga ada yg engsub..alhasil aku nntn tanpa engsub..yah rada ngerti lah dikit2x wkwk

  34. Hua, baru nemu ff ini dan langsung cengar cengir gak jelas pas baca ;;
    Yaampun kak, bayangin keluargamkecil itu kok kayanya semacem ikut bahagia gitu. abis belajar fisika dan berasa frustasi abis itu baca ff ini , dan emang bener ff ini bikin good mood ❤
    Thanks for this story kak 🙂

  35. keluarga bahagia liburan breg…
    senyum” sndri bcanya
    itu yg jd arnet bkanyya keo yg di hello babynya mblaq yaa…..just curious…
    kren eonni ffnya
    keep writing…

  36. Aaaa, lucu fto mereka sekeluarga. Suri yg sedingin itu bisa senyum juga ke org lain akhirny. Suka liat mereka. Happy fams

  37. Seperti biasa pendeskripsiannya detail banget, jdi lebih gampang ngebayangin momen2 yg terjadi . dan cho’s family seperti keluarga kecil idaman setiap orang, orang tua yg menyangi anaknya serta anak2 yg selalu membuat orang tua merasa sangat beruntung memiliki ana2 seperti mereka

  38. cho’s family daebak bnr2 gemesin aph lagi sibontot bnr2 gemesinn banget …. kelakuannya bnr2 dublikan kyuh banget … keren2 ama semua foto2 mereka … ekspresi mereka bner2 wajib di masukin majala2 terkenal …

  39. Manis’a keluarga ini, liburan yg menyenangkan…. entu ELF nungguin di bandara buat liat cho’s family liburan??? Ada yg ngamuk gag tuh kkk

  40. Manisnya cho family yg satu ini arnet anak elang yg cantik tpi dia benar” anak elang yg mnis,lucu dan sesuatu,bom cntik namanya unik bom klau di indo bom itu brrti alat peledak wkwkwkw

  41. Kapan hal ini beneran terjadi??
    Ketika mereka masih menjadi anggota super junior, tapi bukan sebagai lelaki
    Melaimkan sebagai seorang bapak dengan anak anak yang lucu.
    Dimana fans fans merestui mereka dan tetap mendukung mereka, oohhh myy
    Kapan hal ini terjadi???
    Ugghhh….. Kak, keren abis kak….

  42. Family goals.
    Seneng liat kebersamaan mereka. Tapi, aku rada bingung pas Flasback sebaiknya dikasih ‘tanda’ biar gak muter2.

  43. Sungguh keluarga yang bgtu bahagia …
    fans bikin sttatus ikut merasa bahagia melihat keluarga kyu andaikan di dunia nyata nanti fans elf ikut merasakan kebahagian anggota keluarga stiap bersonel member suju …
    anak2 ny menjadi model yg satu model tmpat suri yg satu cwo menjadi model dr ibu kyu…

  44. keluara yang penuhcinta, tawa dan kebahagian. yang merupakan dambaan orang2. aku suka banget ceritanya i lake it

Leave a reply to jung ha in Cancel reply