Lee Chae-Ran and The Coffee Shop Tale

lch and cafe

Gadis dengan nama lahir Lee Chae-Ran itu keluar dari kamar mandinya dengan wajah masam dan bibir yang terus menggerutu. Namun dia mengingat sesuatu yang lain, sesuatu yang sangat manis dan indah. Chae-Ran kembali tersenyum meski sebagian besar hatinya merasa malas untuk menjalankan aktivitasnya Sabtu sore ini.

Padahal hari ini adalah satu-satunya jadwal liburku selama sebulan terakhir, namun tetap saja Nami memintaku untuk keluar sekedar menemaninya makan siang dan minum kopi, memangnya tidak ada orang lain bisa menemaninya? Demi apapun, aku malas sekali untuk keluar tapi yah…, dengan bujukan kalau setiap hari Rabu sore ada pemilik café yang luar biasa tampan itu, aku memutuskan untuk ikut dengannya.

Bayangkan saja, aku pertama kali melihat pemilik café itu sekitar 2 bulan lalu hari Rabu pukul 3 sore lewat 14 menit. Oh…. Bagaimana aku harus menggambarkannya? Tampan? Tentu. Tinggi? Jangan tanya. dia mungkin laki-laki tertampan yang pernah kutemui. Tinggi, putih nyaris pucat, rambutnya hitam, matanya yang gelap terlihat tajam, tubuhnya tinggi, aromanya membius dan senyumnya ramah. Aku tidak tahu siapa namanya, tapi setelah pertemuan kami pertama kali itu, aku tidak melihatnya lagi…

Chae-Ran berdiri di depan lemarinya yang berwarna putih dengan kaca besar di bagian depan. Dia memilah dress yang paling indah menurutnya. Ada banyak warna, mulai dari biru, hijau, putih, kelabu, kuning hingga merah muda tergantung rapi bersusun sesuai warna dan ukuran. Chae-Ran menjalankan jarinya pada dress-dress indah dan mahal tersebut.

Aduh, harus pakai yang mana? Katanya dengan perasaan berdebar yang hampir membuncah. Apa yang dipakainya hari itu? jas? Ehm…. Kalau begitu aku pakai dress ini saja.

Chae-Ran memilih dress berwarna kuning lembut dengan bahan chiffon yang ringan dan jatuh hingga lututnya, gadis itu terduduk di depan cermin dengan rambut digulung, memoleskan make upnya tipis-tipis. Mengikat rambutnya dan menyampirkan di bahu kanan. Lip balm untuk mencegah bibirnya kering dan sentuhan terakhir adalah parfume dengan aroma bunga-bungaan segar. Oh ya, gadis itu bak cosmos ditengah rumput saat musim gugur, cantik dan luar biasa manis.

Apa yang dipakainya hari ini? Setelan kerja dengan warna lembut dan dasi bergaris? Kemeja putih polos yang di keluarkan di padukan dengan jeans? Atau hari ini dia hanya memakau kaus di lengkapi blezer? Ahh… sungguh, pakai apapun, dia tetap terlihat tampan pastinya.

Chae-Ran bersenandung hampir setiap saat, wajahnya berseri di terpa udara musim semi yang lembut. Gaunnya berkibar dan Chae-Ran melupakan sesuatu. Dia harus bertemu dengan dosen pembimbingnya hari ini. Menyerahkan beberapa hal yang sudah di revisi minggu lalu. Maka dengan malas Chae-Ran mengubah suasana hatinya.

Dosen pembimbingnya mungkin sama-sama 24 tahun. Tapi jelas wajah perempuan itu lebih tegas dan lebih kejam. Rambutnya yang bergelombang di biarkan tergerai dengan flip hair menawan, kakinya sungguh, jenjang sekali, matanya menusuk dengan warna kelabu bergradasi dengan warna cokelat keemasan di bagian dalam. Bibirnya datar dan ada sebuah cincin yang terlihat seperti cincin kawin melingkari jari manisnya.

Saat Chae-Ran sampai di ruangan yang dipenuhi dengan gambaran-gambaran manual tangan yang di coret seadannya, iMac juga satu batang tulip berwarna kuning bertenger manis di vas ramping di atas meja marmer hitam yang elegan itu, wanita bernama Lee Suri sudah berada disana, duduk dan menggelengkan kepalanya beberapa kali dan terlihat sebal.

“Selamat sore, Professor Lee.” Wanita itu mendongak manakala mendengar suara lembut cenderung manja khas remaja akhir Korea.

“Lee Chae-Ran, masuk dan duduklah. Kita percepat bagian menyebalkan ini.” Katanya dengan melambaikan tangan ke kursi berwarna metalik di hadapannya. “Laporanmu.” Mintanya.

Kali ini Lee Suri menggunakan baju yang lebih santai, ya, setidaknya santai dan urakan tidak jauh berbeda.

Chae-Ran memperhatikan penampilan Suri yang hari ini rambutnya diikat asal dan menyisakan anak rambut yang juga bergelombang di pelipis, jeans biru pudar, kaus putih dan kemeja tiga warna. Jauh terlihat lebih muda jika dia mengajar di Universitas.

“Apa kau sedang menilai penampilanku?” ujarnya seraya membenarkan letak kacamata berpigura putih dan terus mencoret kata-kata yang tidak masuk akal baginya.

“Tidak, aku suka kantormu.” Jawab Chae-Ran berusaha mengulas senyum namun tidak ada balasan dari wanita di hadapannya, dia tetap terlihat sibuk membaca.

Aku heran, laki-laki mana yang mau dengan wanita macam dia? Cih~ bahkan dia terlihat 4 tahun lebih tua dengan semua wajahnya yang masam.

“Aku masih kurang suka dengan teorimu, masih belum kuat. Kau masih tidak akan bisa mengambil hati klien jika dengan teori rendahan seperti itu.” Suri berdiri dan meraih buku berwarna hijau tebal di salah satu rak bukunya. “Aku pinjamkan kau buku ini, dan pastikan esok, kau sudah merevisi Bab satu-mu yang terkesan acak-acakan ini.”

Chae-Ran terbengong, dia ditolak lagi? Untuk ketiga kalinya? Banyak dari teman-temannya yang mengatakan bahwa Chae-Ran adalah murid yang cerdas, tapi kenyataannya tidak secerdas itu di mata Suri.

“Maaf, Professor, aku sudah mengkonsultasikan makalahku dengan Mr. Cha, dia bilang makalahku sempurna. Tapi anda mengatakan aku harus mengulangnya lagi?”

“Ya. Ada masalah denganmu?” perempuan yang katanya sudah menikah dan mempunyai dua anak itu melipat tangannya di atas meja. Matanya yang pucat menatap langsung mata Chae-Ran.

Dan detik itu juga tidak ada yang bisa dilakukan Chae-Ran selain menelan kembali umpatannya. Dia berdiri, menunduk kecil dan berbalik meninggalkan kantor Suri dengan wajah masam.

***

Dan tentu saja sore ini menjadi sore yang sangat, sangat buruk bagi Chae-Ran. Suasanan hatinya membiru dan wajahnya sendu. Bahkan warna merah muda terlihat kelabu dimatanya. Chae-Ran mendengus malas dan memasuki kedai kopi yang ditujunya dengan perasaan malas.

Seharusnya aku menemui dia setelah kembali dari sini, atau besok saja. Aku benar-benar tidak dalam keadaan mood yang baik.

Chae-Ran duduk di bangku yang menghadap ke arah dapur terbuka yang agak longgar. Dia menyisir rambutnya yang lurus dan berwarna hitam legam. Memoles lagi bibirnya dengan lip balm dan membaca makalah yang di bilang oleh dosen pembimbinganya itu masih hambar.

Wajah Chae-Ran mendongak saat mendengar seorang pelayan mengatakan ‘Sajangnim’. Laki-laki itu muncul lagi dengan balutan busana yang lebih santai, kaus berwarna kelabu muda dan blazer metalik dipadukan dengan celana jeans abu-abu. Rambutnya lebih berantakan dari pada biasanya dan aromanya tetap selembut dan sejantan saat dia pertama kali bertemu dengannya.

Laki-laki itu sudah berkutat dengan laporan minggu ini yang berada di atas meja. Seperti biasa, laki-laki yang sering di panggil Cho sajangnim itu selalu memesan secangkir kopi yang masih mengepul dan cheese cake.

Oh ya Tuhan, dia mungkin laki-laki paling tampan yang pernah kutemui. Dia benar-benar… ugh… tampan luar biasa.

Chae-Ran tidak dapat berhenti menyunggingkan senyuman di bibirnya, kepalanya terteleng ke kanan saat melihat senyuman ramah Cho sajangnim pada seorang pegawai yang memberikannya laporan lagi, menjelaskan secara singkat perkembangan minggu ini dan lainnya.

“Tolong putarkan lagu ini sepuluh menit lagi.” Ucap Cho sajangnim pada pegawai yang berdiri di balik meja kasir seraya memberikan sebuah CD bergambar sebuah pedesaan di Eropa lengkap dengan domba dan rumah peternakan.

Chae-Ran masih sibuk menganggumi bagaimana gerak tubuh Cho sajangnim itu, bahkan ketika dia mengusap kepala dua anak kecil yang entah kapan mulai berteriak dan berlari mengelilingi café dengan santainya.

Sesaat perhatian Chae-Ran teralih pada dua bocah tersebut. Yang perempuan berambut ikal dengan warna rambut hitam gelap, pipinya gembul dan merona merah muda, matanya cukup besar untuk ukuran korea dengan alis mata yang tegas dan bibir apel merah muda basah, cantik, bahkan cantik sekali. Dan yang laki-laki mungkin umurnya baru dua tahun lebih beberapa bulan, potongan rambutnya bob dengan poni mencapai alis mata, matanya pun mirip dengan yang perempuan, bibirnya pun sama, hanya mungkin sedikit lebih lebar, dan sungguh, jika saja anak laki-laki itu tidak memakai kaos tim sepak bola nasional Perancis mungkin Chae-Ran sudah menduga bahwa anak itu adalah seorang anak perempuan.

Dan perhatian Chae-Ran teralihkan lagi oleh suara tertawaan berat milik Cho sajangnim, dia sibuk berbincang dengan supervisor cafenya, duduk bersisian dengan gelak tawa hingga terpaksa menutup mulutnya menggunakan jemari panjangnya.

Wajah Cho sajangnim semakin terlihat bersinar ketika dia menanggapi olok-olok bersahabat dari Supervisor tersebut dengan cengiran lebar dan melap sisi bibirnya yang terasa basah setelah tertawa.

Tepat sepuluh menit seperti yang dikatakan Cho sajangnim pada penjaga kasir, lagu mulai di putar. Alunan gitar akustik mulai menggema diseluruh café, perlahan dengan irama teratur, dan tak lama suara seorang laki-laki dengan aksen Inggris yang kental mulai melantunkan lirik ‘I think that possibly maybe I falling for you’ dengan suara rendah menganggumkan.

Dan laki-laki itu menoleh, mengabaikan Si Supervisor yang masih asik tertawa. Cho sajangnim menoleh ke arahnya, sialan, ke arahnya. Saat ini. Detik ini juga. Mata cokelat gelap itu terbuka lebar, bibir tebal merah pucat dan terlihat basah itu melengkung damai.

Semua ruangan seperti terlihat mewah baginya. Cangkir-cangkir kopi yang berwarna putih dengan motif daun di sekitar bibirnya terlihat seperti gelas-gelas wine mewah yang memantulkan cahaya lilin. Dinding yang terbuat dari bata merah dan dibiarkan unfinish dengan meja-meja kayu oak cokelat pucat itu terlihat bak sebuah ruang makan malam di istana mewah di Inggris sana. Pengunjung berpakaian casual terlihat seperti bangsawan yang sedang menghadiri pesta topeng mewah. Bahkan dua bocah berisik yang sedari tadi menggangu lagu terdengar seperti malaikat cupid yang sedang mengarahkan panah mereka ke arahnya.

Oh, ya Tuhan…. Jika ini hanya mimpi, maka biarkan aku bermimpi selamanya.

Cho sajangnim berdiri dari kursinya, dan secara otomatis Chae-Ran ikut berdiri. Gadis dengan perawakan bak model dan wajah malaikat itu menggenggam erat ujung tasnya erat-erat. Gugup bukan main. Dia memasang senyum seindah mungkin untuk menarik perhatian Cho sajangnim.

Kaki-kaki Cho sajangnim yang panjang mulai melangkah perlahan menuju ke arahnya. Oh, ya ampun, Chae-Ran hampir mati berdiri jika Cho sajangnim datang dan duduk di kursinya dengan lagu romantis seperti ini.

Tapi, tapi, tapi Cho sajangnim tidak berhenti di kursinya, di berhenti tepat beberapa langkah di depan mejanya saat seorang wanita dengan kemeja tiga warna juga jeans biru pudar menghalangi sedikit jalan Cho sajangnim menuju kursinya.

Dan, dan, dan, oh, sialan! Cho sajangnim melingkarkan tangannya di pinggul perempuan yang terlihat urakan dengan tatanan rambut digerai santai dengan flip hairnya yang sempurna.

“Lagu ini untukku?” gumam perempuan sialan tersebut. Tapi sebentar, dia mengenal suara serak tersebut, dia ingat kemeja itu, celana jeans pudar dan warna juga tatanan rambut itu dengan mudah.

Itu… tunggu… jangan katakan dia…

Beberapa saat kemudian Cho sajangnim mendaratkan ciuman singkat di bibir wanita tersebut dengan santainya dan mengatakan ‘ya, untukmu.’

“Omma, aku melihatnya!” protes gadis kecil yang sedari tadi sibuk berlarian mengejar anak lelaki—yang mungkin—adiknya itu.

Wanita tersebut berbalik, melihat darimana datangnya suara protes tersebut hingga memungkinkan bagi Chae-Ran melihat wajah wanita yang mendapat ciuman dari Cho sajangnim tersebut. Matanya, hidungnya, semuanya, cocok seratus persen dengan professornya yang Chae-Ran anggap tidak akan pernah menikah dengan lelaki normal manapun seumur hidupnya, Lee Suri.

“Ah, mianhae, noona.” Jawab Suri dengan senyuman hingga menyentuh matanya yang biasanya terlihat dingin itu.

ada satu perbedaan yang Chae-Ran tangkap dari ekspresi juga sikap seorang Lee Suri yang terkenal tidak memiliki hati itu. dia terlihat luar biasa bahagia dengan senyuman tulus, usapan lembut pada kepala anak perempuan tersebut dan bahkan rangkulan hangat pada pinggul suaminya. Semuanya, semuanya terlihat berbeda, cara dia memilik kata-kata, cara dia berbicara bahkan cara professornya itu berdiri. Dia terlihat… manusiawi.

Mata Chae-Ran masih terkunci pada gerakan Lee Suri yang mengusap kepala putrinya hingga bandana dengan bunga biru besar di kepalany ikut turun dan terpaksa dibenarkan lagi. Bahkan Lee Suri repot-repot berjongkok agar melihat dan mengecup bibir kecil milik putrinya yang di panggil noona tersebut.

Dan dari balik konter, bocah laki-laki dengan baju tim sepak bola nasional Perancis itu muncul, berteriak seolah ingin mengagetkan Lee Suri dan Cho sajangnim. Dan keparatlah Chae-Ran yang terpesona dengan wajah Suri yang berpura-pura kaget sambil menoleh terkejut ke arah anak laki-laki tersebut.

Dia, anak laki-laki yang tadi ber-giggle ria menumpukan tangannya pada lutut dan bergumam dengan bicaranya yang masih belum jelas tentang bagaimana wajah Omma nya terlihat lucu ketika kaget.

Omo, there you are, Eagle!” Professornya itu entah mungkin terkena benturan keras saat dijelan menuju café ini atau terlalu pusing memeriksa banyak makalah Mahasiswanya hingga saat ini Chae-Ran melihat wanita itu mengangkat tinggi-tinggi tubuh putranya seperti elang.

Saat mata professor Lee bertemu matanya, ekspresi dingin dan menyebalkan itu kembali pada wajahnya. Dia menyipitkan mata saat mungkin memproses otaknya mengidentifikasi wajah Chae-Ran sesaat yang lalu. Professor Lee cepat-cepat menurunkan putranya ke tanah.

“Lee Chae-Ran?” tanyanya memastikan.

Chae-Ran hanya mengangguk dan kembali mengempaskan tubuhnya ke kursi dengan kekecewaan luar biasa.

“Sedang apa kau disini?”

“Menurut Anda?” Chae-Ran memasang wajah paling menyebalkan miliknya. Kemudian berubah menjadi wajah putus asa dan mengembuskan nafas kasar. “Baiklah, baiklah, maafkan aku. Aku hanya mampir untuk menikmati cappuccino disini.”

Professor Lee mengangguk dengan kata-kata persetuan khasnya ‘Ah…’ panjang. Untuk sesaat Chae-Ran bisa menangkap bahwa professornya terlihat bingung. Mungkin ini kali pertama dia terlihat bersama suaminya dan terlihat begitu bahagia dan keibuan? Entahlah, dia tidak begitu mengerti bagaimana harus membaca wajah seseorang.

“Ini suamiku, Cho Kyuhyun.” Ucap professor Lee akhirnya sambil mengarahkan tangan kanannya pada sosok tinggi yang menggendong anak perempuannya yang bergelayut manja di dalam pelukan laki-laki itu. sedangkan Cho sajangnim hanya mengangguk sopan dengan senyum yang tetap melelehkan hatinya.

“Dan yang di gendongnya, putriku, Cho Bom-Ren.” Putri kecil yang sibuk memainkan rambut bagian depan Appa nya itu menoleh ke arah Chae-Ran, untuk beberapa saat Chae-Ran yakin bahwa dia memang anak professor, karena wajahnya sama-sama datar, namun beberapa saat setelah penghakiman itu, Bom-Ren memberikan lambaian dengan senyum malu-malu ke arah Chae-Ran.

“Lalu yang ini,” professor Lee mengangkay putranya ke dalam pelukan. “Namanya Cho Arnett. Berikan salam pada auntie Chae-Ran.” Berbeda dengan reaksi Bom-Ren sebelumnya, Arnett jauh lebih ceria, dia melambai cepat dengan senyum luar biasa lebar dan mata yang terus tersenyum.

“Annyeonghaseo.” Ucap Arnett bersemangat.

“Mahasiswi tingkat akhri bimbinganku, Lee Chae-Ran.” Dia memperkenalkan Chae-Ran pada suaminya dengan tatapan sama yang Professor selalu berikan pada mahasiswa yang diajarnya.

“Hallo.” Cho sajangnim menjabat tangan Chae-Ran. “Senang bisa melihat mahasiswi bimbingan istriku, semoga café kami bisa melayanimu dengan baik.” Ucap Cho sajangnim dengan penuh pesona dan penuh senyum.

“I… iya.” Chae-Ran masih heran, mengapa dia masih sebergetar dan segugup ini padahal tahu bahwa Cho sajangnim adalah suami perempuan paling dikutuk di dunia ini olehnya.

“Ah, sejujurnya aku ingin berbincang banyak denganmu, tapi kami ada jadwal lain di Sabtu sore seperti ini.”

“Woody!” teriak Arnett sambil menarik kemeja Professor. “Woody!”

“Kau tahu, seperti, waktu-berkualitas-orangtua-dan-anak, seperti itu.” jelas Professor agak tergugup mengenai jadwal Sabtu sore mereka.

Chae-Ran hanya berusaha terlihat tersenyum manis dan mengangguk. “Tidak masalah, aku bisa meluangkan waktuku lain kali.” Jawabnya berusaha terlihat normal dan tidak seperti perempuan yang baru saja di jatuhkan dari ketinggian beratus-ratus meter ke tanah.

Professor berjalan di balik tubuh suaminya yang membuka pintu café terlebih dahulu setelah berpamitan dengan karyawannya.

“Professor,” panggil Chae-Ran sebelum Suri keluar café.

“Suri, panggil aku Suri jika tidak sedang di kelas. Ya?”

Merasa sudah mendapat lampu hijau karena di perbolehkan memanggil Suri oleh professornya itu. Chae-Ran mulai menyusun umpatannya selama ini menjadi kalimat singkat.

“Kau perempuan dingin sialan yang sangat beruntung mempunyai suami luar biasa tampan dan sepertinya dia mencintaimu hingga ke tulang sum-sum, dua anak yang sangat-beruntung-karena-tidak-mengikuti-wajah-sialanmu-yang-setan itu, otak gila, cool as hell dan aku…. aku… aku iri padamu.” Chae-Ran terlihat menumpahkan semua emosinya barusan.

Sedangkan Suri hanya terbengong dengan tangan kiri yang menutup telinga putrinya sambil menekan ke arah dada Suri untuk menutup telinga Bom satunya yang tak tertutupi tangan. “Wouw, lain kali berhati-hatilah jika bicara di depan putriku. Dan kalimatmu barusan, itu kuanggap pujian.”

“Maaf.”

Suri beralih pada Bom. “Apa kau mendengarnya?” Bom menggeleng. “Good.

Dan sekarang mata Suri beralih padanya, mata itu berbeda dengan mata seorang Professor Lee. Mata itu… mata itu seperti mata ketika Suri melihat suami dan dua anaknya. Lembut meski tanpa senyuman.

“Menikahlah kalau begitu. Cari laki-laki yang menghormati perempuan-perempuan dirumahnya. Tidak perlu lelaki tampan untuk melihatmu dengan cara seperti Kyuhyun melihatku, Chae-Ran ssi.” Senyum Suri terlukis.

Hampir, hampir Chae-Ran terbuai dengan kata-kata Suri yang lembut dan terkesan dewasa penuh dengan pengalaman.

“Jadi selesaikan teorimu dengan benar agar aku tidak perlu bolak-balik menyuruhmu membedah buku lagi! Selesaikan skripsimu baru menikah!” ucapnya ketus.

“Sialan! Aku tidak jadi menyukaimu! Aku benci professor masam yang ku pikir akan menjadi perawan tua!” ucapnya kuat-kuat.

“Seperti aku menyukaimu saja.”  Suri keluar dari café tersebut. Menaruh putrinya pada bangku khusus anak-anak, memakaikan sabuk pengaman dan terlihat memutari mobil.

“Kenapa?! Kenapa laki-laki mahatampan seperti itu justru menikah dengan naga macam Lee Suri?” Chae-Ran hampir merengek bak anak perempuan yang tidak di belikan permen lollipop saat seorang pria bertubuh—mungkin—seratus tujuh puluh Sembilan sentimeter itu menegurnya.

“Maaf.” Suaranya jauh lebih terdengar laki-laki dibanding milik Cho sajangnim. Wajahnya lembut dengan warna rambut cokelat yang di sisir rapi. Oke, matanya lebih kecil dari mata Kyuhyun. Tapi dia tidak begitu buruk. “Apa Anda Lee Chae-Ran ssi?” tanyanya.

“Ya, ada apa?” oh, ya ampun, jika ternyata masih ada laki-laki tampan yang tersisa setelah Cho Kyuhyun. Chae-Ran membaca nametag yang terdapat di baju laki-laki tersebut, namanya, Kim Soo-Hyun.

“Cho sajangnim dan istrinya memberikan ini untuk Anda.” Dia meyodorkan sepiring ChocoLava ke hadapan Chae-Ran dengan sebuah memo tertulis disana.

‘Enjoy your day.

p.s. Soo-Hyun masih single.’

Begitu mengetahui isinya, Chae-Ran langsung berjingkrak, dan rona merah kembali menghiasi pipinya. Oke, tidak masalah jika Cho sajangnim sudah menikah. Soo-Hyun masih tersedia untukku,

—END—

Iya, iya, ini khayalan saya dari MV nya Juniel yang Pretty Boy. Random banget, udah lama, tapi sayang juga kalo dibiarin ngendep di folder saya.

 

 

 

 

—EPILOGUE—

 

Kyuhyun mengemudi mobilnya aman menuju sebuah Mall di jantung kota Seoul untuk menyaksikan live action Toy Story yang digelar hanya tiga hari di Seoul tersebut. Kendaraan mereka berisik akibat Arnett yang terus bernyanyi dan Bom yang sibuk tertawa. Sesekali Suri melihat keduanya dan ikut tertawa melihat kelakuan aneh Arnett yang mungkin saja di dapat dari DNA Kyuhyun.

“Yak, Cho Suri, Chae-Ran itu seumur denganmu?” tanya Kyuhyun tiba-tiba.

“Ya, ada apa?”

“Tidak ada. Sepertinya dia iri denganmu.” Kyuhyun masih memfokuskan pandangannya pada jalanan sore ini.

“Tentu! Aku punya suami yang katanya tampan. Dan yang mereka tidak ketahui adalah bahwa dompetmu pun tak kalah tampannya degan wajahmu.” Suri menyengir sambil menyikut usil pinggul Kyuhyun.

“Aku anggap itu sebagai pengganti ‘L’ word.”

—END—

116 thoughts on “Lee Chae-Ran and The Coffee Shop Tale

  1. gyaaaa .. poor chae ran kekeke kasian banget.. udah tidah menyukai c dosen eh malah tambah jadi makan hati 😀

    sumpah.. ini cengar cengir sendiri bacanya… 😀 itu emang Suri-Kyuhyun buat iri aja .. :p
    haha umapatan chae ran itu didepan suri? gatakut apa suruh ulang lagi tu makalah? O.o

  2. eonniii..~
    kpan CBE nya d publish..
    aku kunjungi blog mu tiap hari buat cek CBE..

    huaa..
    CBE bikin pnasaran stgh hidup..

  3. Tu Chae-Ran pasti malu banget, udah ngehayal tinggi-tinggi eh malah kalah saing ma dosen yang katanya ga bakalan laku. Tapi ko move on nya cepet banget….??? Ababil dong…

  4. Aku iri padamu Proffesor Lee Suri!!! Damn U! “… Dua anak yang sangat beruntung karna tidak mengikuti wajah sialanmu yang setan itu, otak gila, cool as hell, dan aku… aku… iri padamu.” Dan ya, dompetmu pun tak kalah tampannya dengan wajah tampan sialanmu itu, Cho Kyuhyun ssi!

  5. Aku iri padamu Proffesor Lee Suri!!! Damn U! “… Dua anak yang sangat beruntung karna tidak mengikuti wajah sialanmu yang setan itu, otak gila, cool as hell, dan aku… aku… iri padamu.” Dan ya, dompetmu pun tak kalah tampannya dengan wajah tampan sialanmu itu, Cho Kyuhyun ssi! Dan Chae Ran, mengingatkanku ttng Casual Vengeance, ttng keinginan Chae Ran utk merebut Kyuhyun dr Suri, aku jd penasaran dgn sikapnya Suri nanti di next CV ttng Chae Ran & Kyuhyun,,, Masih tetap dinginkah kau Lee Suri?!

  6. huwaaaahaahahaaaaa kocak… kasian bgt sae.. emang jodoh gk da yg mngira^^ kyu yg super OK dpt istri yg rd weird mgkn:0
    tp keren sneng bc’a

  7. Huaaaaa kasian banget chae ran nya kak ’-’
    Udh empet bgt sma suri eh cowo yg ditaksir trnyata suaminya suri -,- tambah empet bgt tuh chae ran… haha tp endingnya ngakak kak, yang “p.s. soo hyun masih single” haha aku juga *eh ><
    Always the best kak ^^ I'm still waiting death vanilla, IKA, casual vengeance, la belle dame sans merci… ditunggu banget nih kak hehe 😀
    Ok cukup deh cuap2nya,, FIGHTING KAK OKKY ^^

  8. wah…parah nih.kasian chae ran.udh cpek2 dandan buat ktemu kyu eeh mlah dpet knyataan kyak gtuan..
    tpi gak apa2 lah.kn ada soohyun…
    aku suka suri d sini.krakternya bisa berubah2 ssuai tempatnya.kalem sma orang lain and jdi hangat bareng kluarga.

  9. ‘L’ word, is it for Love??

    ohh my. . aku baru baca kali ini ff kyuri diambil dr sudut pndang orang lain selain cho family, biasanya suri/kyuhyun/bom.
    dan ini berhasil utk memperlihatkan betapa bahagia kehidupan dr seorang wanita dingin sekalipun. Betapapun seseorang diluar terlihat dingin kaku dan menyebalkan, tetapi pasti dia memiliki sisi yg hangat dan mungkin sulit utk ditebak.

    sukaa dibagian ada bom dan arnetnya. . ohh aku mencintai kalian..
    #plakkk
    ada bbrp typo tp nggk bnyak kq. . klo oneshoot n happy ending gini bikin perasaan lngsung ploooong. .

  10. entah kenapa waktu baca: “Woody!” teriak Arnett sambil
    menarik kemeja Professor.
    “Woody!”
    yg terbayang adalah mereka mau jalan2 k tmpt jualan es krim yg nama.a Woody di daerah simpangan depok.
    *harus.a okky tw tmpt.a
    hahahaha

    sumpah ngakak sndr baca sambil ngebayangin itu tmpt dijadiin mreka tmpt wisata, haha

  11. Ok…selalu… ff kamu selalu menarik buat d baca. Selalu buat aku bertanya (???) ,”ni author dpt ide dr mn?”
    Selalu buat aku bilang…”whoooaa…. bagus…”
    Selalu buat aku menanti, kpn ff bru publish lg… XD XD. Keep writing author kesayangan.. 😀

  12. Kesian chae ran hehehehe.. untung ada soo hyun…

    keluarga kyuhyun dan suri bahagia sekali apalagi ada bom dan arnet…

  13. ha-ha lol… kasian chaerin ny.. jdi brasa tarakterny chaerin tu kyak diri kita sndiri,, ngrpin kyuhyun ttuss, aaaa pungguk merindukn bulan… huwaaaaaa TTOTT

  14. ha-ha lol… kasian chaeran ny.. jdi brasa tarakterny chaeran tu kyak diri kita sndiri,, ngrpin kyuhyun ttuss, aaaa pungguk merindukn bulan… huwaaaaaa TTOTT

  15. Ngakak xD duh kasihan banget si chae ran kkkkk. Tapi totally agree with her statement. Intinya aku juga iri sama suri xp
    Suka sama ff yg ini, ringan dan menghibur hehehe

  16. annyeong eon… aku reader baru… aerin imnida… salam kenal… aku suka banget sma crita yg eonni buat ini… keren… idenya menarik… ditunggu yg lainnya eon.. ^^

  17. Waaaahhhhh….
    Aq suka suri disini mata duitan…
    Heheeee….
    (Semoga cerita Keluarga Cho semakin dibanyakin ya..)

    Tetap setia menungggu CBE
    ^^

  18. wkwkwk…
    pnya dosen pembimbing kya suri itu emang super duper musibah dan chaeran bisa2 nya naksir berat sma suami nya tp benci smpe ke neraka terdalam sma istrinya ekekek…

    oh iya kta suri kan dompet nya kyuhyun nggak kalah tampan, klo menurut saya isi dompet nya kyuhyun itu yg pling tampan bahkan ngalahin yg pnya ekekek..

  19. aduhhh aku kira alurnya bakalan kayak gimana hahaha habis ga ada suri di awal cerita..ff mu daebak..seperti biasa ^^

  20. Kyaa wuhuu lalala~ seneng baca ini. Semua jadi satu. Aku suka banget ff ff disini. Keren” dan gak ngebosenin. Gimana ya, pokoknya itu kaya flat tapi gak flat cuma ngena diotak sama hati jadi kaya biasa cuma wow banget, terpukaulah -.- haah aku jd ngebayangin kalau aku jd chaeran gimana, ngeliat cogan tp udah beristri asdfghjkl.. Okaii keep writing! Still wait another ff 🙂

  21. Poor Chae Ran (´._.`)\(‘́⌣’̀ ).
    Asli ngakak “̮ ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ “̮ =))

    Wajah tampan , dengan dompet tampan (ʃƪ♥ﻬ♥)

  22. ngakak hahaha
    suri waktu jadi profesor killernya minta ampun -.- eh tapi pas udah ketemu kyu dan anaknya naluri keibuannya keluar hihi
    masih kebayang betapa tampannya kyu versi chae ran kok kayaknya tampan banget gitu,kalo aslinya pengen aku bully haha >.<
    untung ya si bom gak denger umpatan chae ran buat suri,soalnya itu parah banget sumpah serapahnya
    btw suri disini pintar banget 24th udah jd prof aja hihi

  23. maksud hati baca ff buat ilangin stresisasi (?) akibat skripsi.
    eh, si suri malah buat aku parno inget muka.nya tuh pembimbing muka rata! 😥

    oiya, salam sm si Andy dan dompetnya Tuan Cho ^_^

  24. Huaaa bagus nya ffmu…

    Wkwkwkwk
    Kayanya agak nyambung sama ff yg Cherry Blossom gak??

    Wkwkwk Kepo merajalela…

    Keep Writing Eon….Sequel gak kalau yg ini??

  25. Weh… Suka sama karakternya Suri.
    Dia bersikap dingin ke orang lain, tapi kalau sama keluarga lembut dan keibuan sekaleeeee 😮
    Gila Kurang ajar banget itu si Chae Ran, mengumpat Profesor pembimbingnya kayak gitu! Aduh…
    Tapi suka banget sama kata2 Suri yang ini
    “Menikahlah kalau begitu. Cari laki-laki yang
    menghormati perempuan-perempuan
    dirumahnya. Tidak perlu lelaki tampan untuk
    melihatmu dengan cara seperti Kyuhyun
    melihatku, Chae-Ran ssi.”
    Good Job eonnie 🙂

  26. daebakkk!!! kalo ak suka ff casual vengeance gara” adegan actionnya, ak suka ff kyuri gara” adegan romancenya, eonni ak iri banget sama kemampuan nulisnya, bisa memikirkan ide” yg bagus bgt =)
    keep writing ya.. kutnggu karyamu yg lain =)

  27. Hahahhhha
    😀
    Chae-ran, kasian kasian kasian*ala upin ipin

    Tapi gak papa, chae-ran nasib nya sama kok kayak aku ..
    Kaget, karena tau cho kyuhyun punya cho suri..
    Tapi bedanya aku masih ada kim jong won*ditendang ke neraka sama clouds – -”

    Genre ceritanya beda sama yang udah onnie buat ..
    Lebih segerr ceritanya, tapi bukan berarti yang kemaren kemaren gak seger looihh ..
    Yg ini cuman beda ajaaa
    😀

    Fighting!!!!!!!!
    ^^99

  28. Ngahaha chaeran XD aku juga mau sama soohyun ;_; #eh XD iya suri bener. Kyuhyun tampan, tp dompetnya juga gak kalah tampan ngahahaha XD

  29. Wah kasihan amat si Chae Ran mengagumi suami dr profesor yg sangat dibencinyaa,,,
    Udah ngata*in suri gag bkalan ada yg tertarik ama dia pula, tp ternyata orng yg diincar malah jad suami surii,,,
    tapi chae Ran harus berterima kasih tuh ma suri udah mau ngenlin Kim so hyun
    mesikipun pendek tetap menghibur hihihhih,,,

  30. waaaaahhh kren bnget Suri,. bsa brskap berbda jk tidak jd professor,. :O
    mempunyai suami tampan,baik, pnyayang,. n punya anak” yg lucuuu,. itu semua jd idaman wanita,. >.<
    Q jg iri,. 🙂

  31. telat.. baru baca..

    kasihan si Chae Ran kena karma kali ya, abis ngatain suri tp ternyata orng incerannya Chae Ran malah suaminya surii,,,

    kereeenn.. buat iri aja si Profesor Suri…. 🙂

  32. Wah sprtiny khdupn suri bnr2 smpurna ya. Msh muda udh jd dosen, pny suami kaya, tampan, anak2 yg jg cantik&tampan, klrga yg bhgia.. Pkokny wooow bgt deeeeehhh. Mkany chae ran jd ngiri, Q aj jg ngiri kx. Wakakakaka..

  33. hahaha…
    suriiii dengan gayanya menjadi dosen mengintimidasi banget.
    tp bisa berubah menjadi lembut di depan kyu dan anak2..
    dan chaeran harusnya berterimakash karena dikenalkan dengan sohyun..
    🙂

  34. cerita yang tak terduga, keren thor ….
    suri jd guru dgn sifat kaia gtu, klo ak jd chae ran psti stress, hahaha ….
    stlh ini bca ff yg mana lagi ea … oneshoot aj dulu. hehehe

  35. Oh ya ampunnnnn, klo aku yg blg gitu k profesor aku, dijamin ga bakalan nikah krna ga lulus2. Lol. Aaaaaaaa…. Saiia kangen banget sm cho’s fam… T____T gilaaa, si kyu dikasih mkn apa sm suri smp bs jd romantissssss gitu??! >///<

  36. Wkwkwk kasian chae-ran #pukpukpuk
    Lgian kyunya juga salah sih, kenapa udh punya anak 2 masih tampan >.< sesuju ama suri kalo kyu di bilang dosa berjalan *highfive

  37. Ya Tuhan saeng,.suri bner” bkin iri,pnya suami maha tampan dg isi dompet yg tak kalah tampan..seandainya ini ada didunia nyata,wuaaaa smua trasa lengkap bt lee suri,dg kluarga sesempurna it..mgkin jka aq jd dia,doa q sepanjang hari utk tetap bahagia sm akhr brsama mereka

  38. oh ya ampuuun. ini ini ini sweet with a little bitter inside yg nambah nikmatnya…. uhhh sukaaa. kyak chocholate hhangat yg fresh. ini bener2 addiktif bner. love it

  39. Kyaaa . . .jd senyum2 sndr!
    Kyuri bnr2 bkin iri!
    Tdnya kirain chaeran bkalan sma kyuhyun!
    Kshn bgt udh smpe ribet plh kostum trnyta kyu udh beristri!hahaha

  40. Kkkkkkkkkkk~ aQ berimajinasi seandainya bisa seperti surii dalam khidupan nyata…………………….rasanya sprti apa ya??

  41. Hahahahhaha
    cho sajangnim yg tampan ternyata suami’a prof yg selalu d umpat n d sumpah serapahin supaya jd perawan tua
    ngebayangin muka’a cengo bgt
    hahahaha

  42. Keren..Hubungan Dosen sama Mahasiswanya yang kurang “rukun” diceritakan dengan baik..
    Gak kebayang deh kesel dan irinya muka Chae Rin ngeliat Suri yang ternyata istrinya Cho Sajangnim, pemilik cafe.
    Scene yang Luchu banget pas Chae Rin dapet memo dari Suri yang bilang klo Soo hyun masih single..

  43. Wkwkwk, kasian si Chae Ran .. Udh dongkol gra2 professornya eh ditambah patah hati gra2 Cho sajangnim …

  44. kkke Chae Ran kesian amat, berani-beraninya dia ngatain profesornya gitu, dasar, kalo gue yg jadi profesor langsung black-list aja. hahaha

    yaampun, ituu keluarga impian bgt, hangat dan bahagia :))

  45. hahahaha ksian chaeran sk sm suami dosen yg pling dbncinya…
    mga suskesnaja ya sma soo hyun…
    keren eonni ffnya …
    jjang….

  46. lucu lucu lucu apalagi saat Lee Chae-Ran mengumpat suri terang terangan. eonni emang kalau di luar negeri muridnya emang gitu ya selalu mengumpat gurunya terang terangan setelah jam sekolah selesai. aduh aku nggak ngebayangin kalau di indonesia.

  47. lucu lucu lucu apalagi saat Lee Chae-Ran mengumpat suri terang terangan. eonni emang kalau di luar negeri muridnya emang gitu ya selalu mengumpat gurunya terang terangan setelah jam sekolah selesai. aduh aku nggak ngebayangin kalau itu dilakukan di indonesia.

  48. ehhh astogeeeee..
    baru sadar setelah baca yg gk tau keberapa kalinya ini ff, ada typonya gk sihh eon??
    lahh itu bukannya pas suri ngenalin keluarganya ke chae ran td kyu yg gendong si bomie dan suri bawa arnet ya?? kok pas jalan keluar dan chae ran nyegat suri itu surinya jd gendong bomie??
    tp selalu syuka dan kangen ama ini keluargaaaa…
    kapan muncul happy fam nya lgi??

  49. ais kyuh kau tuh manusia berwajah setan yg bisa membuat para wanita meleleh walau di saat hujan turunnnnn ….

  50. Dosen yang udah jadi profesor punya mahasiswi dengan umur yang sama? De javu saya haha

    So easy reading ♥

    Tolong sampaikan ketjup basah saya untuk Kim Soo Hyun hahaha

  51. Chae ran mundur dgn bahagia gak dpt kyuhyun yang penting kan dapet pengganti yang gak kalah tampan soo hyun asek dah. Suri gak marah dikatain kayak gitu ya mau gimna fakta sih fakta bahagiaaaa

  52. Hahahaha sabar yaa chae ran. Kena karma kali kamu garagara ngebenci samabsumpah serapahin suri mulu heheheh

  53. Tak habis pikir ternyata suri pun bisa seserius itu saat jadi dosen dan sedewasa itukah lee suri?
    Chae-ran sabarlah menghadapi dosen yang bermuka datar seperti lee suri.
    dekatilah dia terus supaya tau-tau tugas skripsimu di terima

Leave a reply to iis Cancel reply