You (Ah-Ra’s Wedding)

 

Suri melihat sekeliling ruangan pesta, dari sekian banyak tamu ia tidak mendapati keberadaan Cho Kyuhyun yang beberapa menit lalu masih duduk di sisi kanan Changmin, berbincang bahkan sesekali tertawa. Ia kembali memutar lehernya ke sisi kiri, tidak ada Kyuhyun, nihil, pria itu menghilang di tengah keramaian. Sialan, padahal ia tergila-gila dengan Kyuhyun yang berpakaian rapi seperti seorang CEO kejam dan dominan.

“Aku kesana sebentar.” Bisik Suri pada Sungjin yang sibuk dengan ponselnya, membalas pesan-pesan masuk.

Malam itu Cho Ah-Ra akhirnya menikah, menyusul adik laki-lakinya yang sudah di tahap ‘Suami Pemula Lanjutan’ menangani five mouth creature atau kata umumnya adalah wanita seperti Lee Suri.

Tidak usah di gambarkan betapa senangnya Cho Young-Hwan meliha putri kebanggaannya menikah dengan pria yang berpotensi untuk menjadi kepala yayasan ketika ia mangkat nanti, sepanjang acara Cho aboeji terus melempar senyumnya, menatap putri pertamanya nampak begitu anggun sekaligus megah di balutan busana pengantin putih dan seikat bunga yang manis, baginya Ah-Ra adalah pengantin tercantik—semoga Ibu Mertua tidak mengetahuinya—sepanjang sejarah.

Berbeda dengan Cho Young-Hwan yang nampak sumeringah, Kim Hannah beberapa kali meneteskan air matanya, entah air mata haru atau air mata menyesali karena sekarang ia akan berbagi kesedihan dengan menantu yang kurang peka seperti Suri selama tiga minggu lamanya sementara Ah-Ra berbulan madu, entahlah, Suri masih tidak yakin bagian yang mana yang membuat ibu mertuanya meneteskan air mata.

Suri mengendap ke meja Changmin yang juga di isi oleh Siwon, Donghae dan Hyukjae. Ia menarik kursi Kyuhyun yang kosong dan menarik kerah jas Changmin.

“Kyuhyun kemana?” bisiknya.

“Oh, tadi dia bilang mau ke toilet sebentar, sedang menangis mungkin.” Ledek Changmin. “Atau sedang menghapal lagu di belakang, coba kau susul saja.”

***

Tolol memang menyusul seorang pria yang ke toilet dan ponsel yang tidak bisa di hubungi, lihat ia sekarang, berdiri seperti bocah empat tahun yang hilang di pusat perbelanjaan, matanya sibuk melirik sekitar, berharap ada seorang pria yang kebetulan lewat dan setengah berharap tidak akan ada pria yang lewat agar ia bisa menyusup ke dalam toilet.

“Ah….” Ucap Suri dengan suara yang cukup tinggi, berharap seseorang di dalam toilet mendengarnya, tidak lucu kan jika ia masuk dan menemukan pria sedang buang air kecil. “Maaf, apa ada seseorang bernama Cho Kyuhyun di dalam?” lanjutnya.

“Yak,” suara menyebalkan itu terdengar di ujung lorong. “Apa yang kau lakukan berdiri disana hampir lima menit seperti patung?”

Itu Cho Kyuhyun, berdiri di ujung lorong dengan jendela terbuka, dasi yang longgar melingkari lehernya dan sekaleng bir ringan dari vending machine. Tempatnya berdiri sedikit lebih gelap dari lorong, menyamarkan setelan hitam yang Kyuhyun pakai.

“Bukan kah harusnya kau yang bertanya mengapa kau disana selama lima menit tanpa memanggilku?”

Kyuhyun membuka mulutnya sebelum mengatupkannya lagi, memilih untuk meneguk bir di tangan kanannya. “Lupakan lah.”

Suri mendekat, ia bukannya tidak sadar dengan Kyuhyun yang nampak gelisah seminggu belakangan, ia hanya belum ingin menanyakannya atau sebenarnya ia memilih untuk Kyuhyun yang menceritakannya tanpa di minta. Suri menyentuh pundak kanan Kyuhyun ketika pria itu lebih memilih untuk menatap keluar jendela, membiarkan rambut gelapnya tersapu angin awal musim semi.

“Kau nampak gelisah, Cho.” Ucapnya sambil meletakan dagunya ke pundak Kyuhyun, mencari apa yang Kyuhyun lihat di luar sana, yang bahkan lebih menarik dari dirinya. “Aku rasa Ah-Ra unni menunggumu.”

“Disini dingin,” Kyuhyun menarik tangan Suri, melingkarkannya pada pinggul, memeriksa suhu tubuh wanita itu dan mendekapnya sesaat. “Kembalilah ke dalam, kau kedinginan.”

“Ti—“

“Jangan katakan bahwa kau tidak akan pergi jika aku tidak pergi, itu kekanakan sekali, Cho Suri.”

Wajah simpatik Suri tiba-tiba berubah datar. “Tidak masalah jika kau sendirian disini? Tadi aku mau mengatakan itu.”

Setidaknya Kyuhyun tahu bahwa istrinya tidak pernah berubah, tetap keras kepala dan menyebalkan, ia tertawa kecil sebelum berbalik, menatap mata datar dwiwarna yang balik menatapnya malas. Kyuhyun menempelkan tangannya ke pipi Suri yang kemerahan akibat dingin.

“Ia, pergilah, aku akan kembali sebelum aku bernyanyi.”

“Bisakah setidaknya kau cerita padaku terlebih dahulu?”

“Tentang?”

“Kenapa kau gelisah akhir-akhir ini?” Kyuhyun mengedipkan matanya, menyembunyikan keterkejutan. “Ayolah, aku bukan baru kemarin mengenalmu, Tuan Cho.”

“Disini dingin, kembalilah.”

“Aku akan kembali setelah kau cerita, janji.” Suri mengangkat kelingkingnya sambil mengangguk. “Ayo cerita, waktumu lima menit.”

Sulit memang menyembunyikan perasaan pada pasangan sendiri, Kyuhyun tahu betul itu, terlebih lagi pasangannya adalah sahabat baiknya, habislah sudah rahasianya.

Kyuhyun menenggak lagi birnya sebelum mengatakan apa yang mengganjal hatinya.

“Hari ini Ah-Ra nuna menikah. Tandanya mulai esok aku akan sulit untuk menghubunginya hanya untuk sekedar meledeknya atau bahkan menanyakan hal remeh temeh tentang sikap menyebalkanmu setiap hari.”

Suri hanya ber’ah’ria tanpa bersuara, pria manja yang ia nikahi tiga tahun lalu ini takut kebiasaan kecil yang mungkin mampu meningkatkan moodnya ketika mereka sedang bertengkar akan hilang. Pria itu melihat area abu-abu yang berusa ia buat menjadi putih sekeras mungkin.

“Kau tahu ia sangat membantu kita selama tiga tahun ini, contoh saja kalau kau mogok bicara padaku, ia tahu apa yang kau pikirkan, atau ia selalu merapikan bajuku sebelum pulang jika kita berkunjung ke rumah, atau ia selalu mencerewetiku untuk makan dan istirahat yang benar, menanyakan kabarmu dan kejadian apa yang ia lewatkan. Apa…” Kyuhyun terdiam sejenak, menatap bibir kaleng birnya sambil mengembuskan napas berat.

“Apa kau masih bisa melakukan hal yang sama nanti?” Suri menyelesaikannya. “Kau tahu, saat Sungmin oppa menikah, aku juga tidak terlalu kenal dengan Kim Saeun itu, aku berpikir apa masih bisa aku menyelinap ke ranjangnya saat aku sangat marah padamu, bisakah aku merengek padanya untuk di ajak berkeliling hanya karena aku buntu ide, aku terus bertanya seperti itu pada diriku sendiri.”

Kyuhyun hanya melirik Suri, setengah tertunduk mengamati birnya yang mulai menghangat.

“Yang paling kutakuti adalah bagaimana jika Kim Saeun itu membenciku setengah mati, berpikir aku terkena penyakit jiwa nomor 7, brother complex, akan sulit duduk satu meja dengannya kelak.”

“Aku tidak tahu kau melewati masa-masa ini juga.” Kyuhyun menawari Suri birnya, menunggu hingga wanita itu menenggaknya sedikit dan mengembalikannya ke tangan Kyuhyun. “Bagaimana kau melewatinya?”

“Aku punya kau.” Ucap Suri malu-malu sambil menyelipkan rambut cokelat kemerahannya di balik telinga. “Mungkin ini sudah waktunya kita berhenti bergantung pada kakak-kakak kita untuk melarikan diri dari masalah rumah tangga kita?”

“Huh?”

“Kau tahu, setiap kau mau membuat kejutan untukku, kau selalu meminta Ah-Ra eonni, aku pun sama, setiap kali aku berencana mengajakmu kabur, aku akan membujuk Sungmin oppa untuk membantuku membujuk Manager Kim. Kita tidak pernah berusaha sendiri selama ini, mungkin ini waktunya untuk menjadi pasangan suami-istri yang sesungguhnya, bukan begitu menurutmu?”

“Maksudmu kau meragukan kemampuanku sebagai suami selama tiga tahun ini?” Kyuhyun setengah tersenyum, menyadari bahwa ia dan Suri memang sering meminta bantuan dari kakak-kakak mereka yang belum menikah. Mungkin memang sudah saatnya mereka bertingkah seperti sepasang suami-istri, bukan sepasang kekasih yang hidup bersama.

“Sekarang,” Suri maju selangkah, mengencangkan lagi dasi biru yang melingkari kerah kemeja Kyuhyun, menyisir rambut pria itu dengan jemarinya. “Saatnya kembali ke pesta dan tunjukan pada Ah-Ra noona kalau kau peduli pada pasangannya, dumbass.”

“Tapi ketakutanku masih ada.”

“Semua akan baik-baik saja, Ah-Ra nuna tidak akan menikah dengan pria yang akan memaksanya memilih dia atau keluarganya, kau tetap anak pertama dimatanya, percayalah, ayo kita dewasa bersama.” Suri mengecup ujung-ujung jarinya dan menempelkannya pada dada Kyuhyun. “Aku disini untuk membantumu.”

Baru Suri akan melangkah menjauh dari Kyuhyun, menghindari keinginannya untuk menarik dasi Kyuhyun dan melumat bibir penuh Kyuhyun yang terus memanggilnya.

“Terima kasih menenangkanku.” Setidaknya orang dewasa mengatakan terima kasih setelah di bantu, bukan?

“Nope.”

Baru selangkah Suri menjauh, pria itu menarik lagi pergelangan tangan Suri, memaksanya berbalik. “Apa lagi sekarang? Cepatlah, kau bisa ketinggalan acara.”

Kyuhyun memerhatikan dress yang Suri kenakan malam ini, gaun berwarna merah muda dengan lapisan lace motif bunga-bunga di bagian luarnya jatuh tepat satu jengkal di atas lutut Suri, rambut bergelombang cokelat kemerahan itu di biarkan tergerai santai. Lip stick merah muda memulas bibir kesukaan Kyuhyun dan raut jengkel di wajahnya ternyata sangat cantik malam ini, sialnya Kyuhyun baru menyadarinya sekarang.

Sebenarnya Kyuhyun lebih sering mengomel jika Suri memakai dress yang jatuh satu jengkal di atas lutut wanita itu, tapi malam ini, Kyuhyun menganggumi kaki jenjang Suri dan tidak masalah jika ia harus berbagi, toh, Suri pun berbagi dirinya dengan banyak wanita di luar sana dan membirakan mereka berfantasi tentangnya setiap malam.

“Maaf aku tidak memberimu pujian tentang penampilanmu malam ini.”

“Eh? Kupikir kau akan marah.”

“Tapi kau stunning malam ini. Kau cocok dengan merah muda.”

Kemudian Suri tersenyum miring. “Oh, setiap hari aku memang selalu extremely attractive di matamu. Sudah, aku kedinginan.”

Kata-kata itu membuat Kyuhyun menyesal telah memuji Suri, sialan wanita itu! Meskipun kenyataannya memang begitu, tapi tidak perlu di sebutkan juga kan?

Suri berjalan menjauh, menyusuri lorong sepi dengan sepatunya yang mengetuk-ngetuk lantai dan bokongnya yang bergoyang, Kyuhyun mengigit bibir bawahnya, menyandarkan pinggulnya pada kusen jendela dan mengangkat kaleng birnya.

“Hey, bokong yang bagus.” Ucapnya sebelum meneguk birnya.

“Aw,” Suri berbalik, pura-pura menutupi bokongnya dengan tas tangan yang ia bawa. “Mesum kau. Anyway, pulang cepat malam ini.” Suri mengedipkan matanya dengan bibir bawah yang sengaja ia gigit sambil berjalan dengan setengah menoleh ke Kyuhyun.

“Kau bermain licik, Cho Suri!”

***

Suri menyelinap ke kursinya, melirik ke sekitar, memastikan tidak ada yang memerhatikannya dan memang tidak ada yang memerhatikannya. Sekitar lima menit setelahnya Kyuhyun muncul dengan pakaian yang sudah kembali rapi dan langsung menuju meja Suri tanpa basa-basi.

“Bagaimana jika kau dan aku berduet setelah Hyukjae dan Donghae menyanyi?”

Untuk beberapa detik Suri hanya melongo, berharap ia salah dengar.

“Apa?”

“Duet, kau tahu Ah-Ra terlalu berharga untukmu dan aku.”

Wajah Suri memucat penuh kepanikan. “Tapi… tapi aku tidak bisa lagu Korea, kau tahu aku sudah berabad-abad tidak mendengarkan lagu Korea, tidak, tidak, aku tidak mau.”

“Kita pilih lagumu kalau begitu.”

“Kau tidak tahu lagu-laguku, ‘kan?”

“Aku hapal satu lagu.”

Dan balas dendam Kyuhyun setelah dipermalukan beberapa menit lalu terbayar sudah dengan wajah panik Suri sebelum ia kembali ke mejanya, menghapal partnya sendiri sementara panitia mencarikan ukulele yang Suri minta.

***

Sebenarnya tidak ada penampilan ketiga, namun dengan bantuan Ayahnya, Cho Young-Hwan, panitia mengijinkan Kyuhyun dan Suri tampil setelah Donghae dan Hyukjae tampil dengan Oppa Oppa nya.

Kyuhyun membantu Suri menyesuaikan standing mic yang disediakan tepat di depan Ah-Ra yang mentap mereka curiga, kebiasaan Kyuhyun jika sudah bercampur dengan Suri adalah lebih sering keanehan yang tercipta daripada keromantisan yang Ah-Ra harapkan di pernikahannya.

“Mwo ige?” Ah-Ra membuat mimic dari bibirnya.

Suri menggeleng, “Ini bukan sesuatu yang aneh, sungguh.” Jamin Suri sambil mulai memetik ukulelenya.

Don’t you worry there, my honey
We might not have any money
But we’ve got our love to pay the bills
[Suri]
Maybe I think you’re cute and funny
Maybe I wanna do what bunnies do with you, if you know what I mean

[Suri]
Oh, let’s get rich and buy our parents homes in the south of France
Let’s get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let’s get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I

[Kyuhyun] Well, you might be a bit confused
[Suri] And you might be a little bit bruised
[Kyuhyun] But baby how we spoon like no one else
[Suri] So I will help you read those books
[Kyuhyun] If you will soothe my worried looks
[Suri] And we will put the lonesome on the shelf

[Kyuhyun & Suri]
Oh, let’s get rich and buy our parents homes in the south of France
Let’s get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let’s get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I

Kyuhyun mulai bertepuk tangan, memberi aba-aba pada teman-temannya untuk mengikuti seperti yang ia rencanakan sebelumnya.

Oh let’s get rich and buy our parents homes in the south of France
Let’s get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let’s get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I

Ingrid Michaelson – You and I

Awalnya hanya Leeteuk yang berdiri, menepuk tangannya mengikuti irama, kemudian di ikuti Changmin, Siwon, Donghae dan Hyukjae bertepuk tangan, mereka berbalik menghadap tamu, meminta yang lainnya berdiri dan ikut bertepuk tangan sambil menyanyi ‘you and I’ berkali-kali.

Diam-diam sambil menunduk berterima kasih, Suri melirik Kyuhyun yang hanya tertawa sambil membenarkan rambutnya, pria itu memiliki misi tersembunyi, ia menyatakan perasaannya sendiri pada Suri dengan aling-aling memberikan ucapan terima kasih dan selamat pada Ah-Ra, licik betul pria itu.

“Kau licik sekali, Cho Kyuhyun.”

“Oh,” Kyuhyun memasang wajah terkejut sebisanya. “Kita cocok kalau begitu.”

Saat Suri berbalik pada Ah-Ra, wanita itu memandangnya penuh curiga kemudian membuat gerakan dengan dua jarinya dari mata kemudian mengarah ke arah Suri dan kembali ke wajahnya, tandanya ia tahu maksud terselubung mereka.

Kembali ke tempat duduk masing-masing, Kyuhyun tersenyum melirik Lee Suri yang mengedipkan matanya lagi pada Kyuhyun.

Mungkin memang selama tiga tahun ini mereka lebih seperti sepasang kekasih yang tinggal bersama ketimbang sepasnag suami-istri, namun bukan masalah jika memang seperti itu kenyataannya, tidak peduli jika kakak-kakak mereka mulai sibuk dengan pasangan hidup mereka masing-masing, yang Suri dan Kyuhyun tahu saat ini, mereka memiliki satu sama lain untuk berbagi dan mengandalkan, mungkin saatnya berakting seperti orang dewasa yang membicarakan segala kesalahannya.

Ponsel Kyuhyun bergetar, sebuah pesan masuk dari Cho Suri yang hanya berjarak kurang dari sepuluh meter dari mejanya.

‘Anyway, aku belum bilang kau tampak sangat menggoda dengan setelan itu, setiap kau memakai suit, aku selalu teringat hari pernikahan kita, yang pertama.’

Ia menutup pesan Suri dan menatap Ah-Ra, sudah pasti ia tidak akan memiliki banyak waktu dengan kakaknya kelak, tapi ia memiliki istri yang selalu memerhatikannya tanpa ia tahu, mengaguminya meski wanita itu tahu bahwa saat malam hari hanya wanita itu lah tempat berpulang Kyuhyun.

 

—END—

Hai, hai… bertemu lagi haha cuma sedikit, ini iseng banget sambil nunggu, kebentuk deh 7 lembar fiksi, cuma selewatan aja dan maaf kalo banyak typo, kacamatanya burem, males banget bersiinnya, jadi males juga meriksanya, so yeah, here it is. anyway, yang mau lihat dress Suri kaya apa, ini di kasih gambarnya.